Tujuh Hati Yang Membentuk Karakter Kepemimpinan

Kembali saya membaca buku Lead To Bless , karya Pak Paulus Bambang WS yang menjadi salah satu buku wajib dalam komunitas KBC (Kingdom Business Community). Sewaktu mengikuti modul Lead To Bless, buku ini banyak membantu saya mengerti bahan yang dibagikan. 

Namun kali ini saya kembali membuka buku ini karena ternyata di modul selanjutnya, yaitu Shifting Up, saya tetap harus membuka bahan ini karena ada hal-hal dasar yang menjadi pondasi dalam mengerjakan tugas dan materi yang diberikan. 

Memang modul Shifting Up seperti layaknya mengerjakan sebuah proposal Startup, tapi berangkat dari bisnis yang sedang kita geluti sendiri. Kali ini saya mencoba fokus mengangkat bisnis PT KCI yang telah berjalan sejak 2018, tapi masih belum optimal. Layanan yang kami berikan diantaranya adalah portal informasi Smartcity - IoT - Robotic di www.smartcityindo.com, event-event di www.eventcerdas.com-  mitra transformasi digital bisnis anda , pusatrobot.id - portal robot beli dan sewa, dan www.biskom.web.id - portal informasi seputar IT dan Hukum. 

Dari semua usaha itu, hanya EventCerdas yang berjalan hingga sekarang dengan pendapatan, lainnya tidak menghasilkan banyak pendapatan untuk perusahaan. Lalu saya mencari tahu kenapa dan mengapa?

Tibalah saya ke bahan dasar, 7 Hati yang membentuk karakter kepemimpinan. Ada hati Penjajah, yang memposisikan karyawan sebagai budak tanpa nilai dan hak. 

Kedua, pemimpin yang memiliki hati Penyamun, akan memposisikan karyawan sebagai buruh yang hanya memiliki sedikit hak tapi menanggung segudang kewajiban. 

Ketiga, pemimpin yang memiliki hati Pengawas, sudah memposisikan karyawan sebagai sumber daya selain modal dan mesin.

Keempat, pemimpin yang memiliki hati Petani. Sudah memposisikan karyawan sebagai sumber daya manusia, memenuhi kebutuhan karyawan.

Kelima, pemimpin yang memiliki hati sebagai Penggembala, kesimbangan sisi manusia sebagai mahluk hidup sesama ciptaan Tuhan yang patut diberdayakan sesuai kodrat Ilahinya.

Keenam, pemimpin yang memiliki hati sebagai Pelayan, yang justru menganggap karyawan sebagai subyek yang harus dilayani, dia melihat struktur organisasi sebagai paramida terbalik.

Ketujuh, pemimpin yang memiliki hati sebagai Ayah, Parent. Kondisi ini menganggap karyawan sebagai sesuatu yang harus dibesarkan, dididik, dikembangkan agar dapat mewarisi kepiawaian dan kursi kepemimpinan. Karyawan dianggap seperti anggota keluarga sendiri. 

Dalam banyak hal, di awal karyawan masuk, memang selalu saya menegaskan kita adalah KELUARGA. Dengan menganggap kita adalah keluarga, dan perusahaan adalah RUMAH kita bersama, maka saya mengharapkan kerjasama yang baik bisa terjalin dengan tim yang ada. Tapi tetap dalam menjalani usaha, saya melihat kadang dulu saya seperti Pengawas, Petani, tapi mungkin belum sepenuhnya naik ke Penggembala - Pelayan dan Parent yang menjadi target saya. Tapi saya sadar, kita tidak bisa melakukan dan memahami semua ini sendiri. Orang terdekat, partner saya harus mengerti konsep ini juga. Maka per tahun ini partner saya sudah mulai mendalami bahan-bahan KBC juga, sehingga kami berharap, kami bisa menaikkan kualitas kepemimpinan kami dari waktu ke waktu. 

Bagaimana dengan anda, di level mana kah anda saat ini ?


Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022