Jadilah seperti Yosua dan Kaleb - 1 Jan 2025
Sewaktu memasuki tahun yang baru, ada beragam perasaan berkecamuk, mulai dari apa yang akan terjadi di tahun depan, hingga ketidakpastian yang melanda.
Semua ini mengantar saya kembali mengingat apa yang dikatakan dalam Bilangan 13, dimana ada 12 pengintai diutus untuk melihat negeri baru yang akan mereka masuki.
Dari 12 orang pengintai ini, sama seperti kita, ada 12 bulan yang akan kita lalui di tahun yang baru, sama seperti ada 12 bulan yang telah kita lewati di tahun yang lalu.
Apa yang kita rasakan? 12 pengintai ini sama juga melakukan apa yang manusia saat ini lakukan, mereka mengintai, melihat dulu apa yang mungkin akan mereka dapatkan, atau tidak dapatkan.
Dari 12 pengintai yang diutus, mereka sepakat bahwa negeri yang akan mereka masuki adalah negeri yang bagus. Mirip dengan Indonesia, negara yang bagus, potensinya luar biasa, penduduk yang besar selalu identik dengan potensi yang luar biasa.
Tetapi, dari 12 pengintai, hanya Yosua dan Kaleb yang berkeyakinan bahwa negeri yang mereka akan masuki itu adalah baik dan bagus. Baik karena Tuhan sudah siapkan, Bagus karena memiliki potensi yang luar biasa.
Sejujurnya, mereka pun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Sama seperti berbagai kecelakaan pesawat yang terjadi seminggu ini, hingga ada lima kecelakaan dengan jumlah korban jiwa beragam. Dan yang paling menyedihkan, melihat keluarga yang semula akan menjemput kerabat mereka di bandara , tetapi pesawat Jeju Air itu hancur terbakar dan hanya 2 orang yang selamat. Mengapa ini terjadi ?
Dari sini kita belajar.
Pertama, Tuhan yang mengatur semua. Yosua dan Kaleb menunjukkan negeri itu bagus, 10 orang lainnya lebih kuatir dengan kondisi orang yang mendiami negeri itu. Dua orang ini menandaskan dalam Bilangan 13:30 : Kemudian Kaleb y mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
Tuhan yang mengatur semua, bukan kita. Kita tidak bisa mengatur masa depan tahun 2025 seperti apa, karena Tuhan yang mengatur jalan hidup kita.
Kedua, berpikiran positif. Ini yang tidak mudah bukan? Selalu berpikir positif. Kita selalu lebih mudah berpikiran negatif. 10 orang pengintai itu membuktikannya. Mereka berpikir negatif, ketakutan lebih besar menghantui mereka. Apakah kita seperti mereka saat ini, worry dengan tahun 2025? Takut dengan kehidupan yang akan kita masuki ? Ayo kita buang itu. Ganti dengan pikiran positif.
Ketiga, bersikap optimis. Dibandingkan dengan 10 orang pengintai lainnya, mengapa hanya Yosua dan Kaleb yang bersikap optimis ? Berpikir optimis juga berarti kita bisa melihat sisi optimal lainnya, dibandingkan sisi yang kurang optimal. Mereka tahu negeri itu bagus sekali, buminya sangat kaya. Tapi mereka juga tahu, penduduknya menakutkan. Tapi itu tidak menjadi sisi yang mereka ambil. Mereka mengambil sisi yang lain, yang menurut mereka lebih optimal, maka hasilnya adalah menjadi bersikap optimis.
Bagaimana memulai bersikap optimis dalam hidup kita?
- Berpikir positif.
- Mengambil hal baik dari setiap kejadian.
- Berhenti menyalahkan diri sendiri.
- Berfokus pada masa sekarang dan masa depan.
- Bergaul dengan orang-orang berpikiran positif.
Inilah yang kita lihat dari Yosua dan Kaleb.
Terakhir, selalu berpengharapan. Yosua dan Kaleb tahu dengan pasti, mereka juga tidak bisa apa-apa, karena kalau memang Tuhan ijinkan, sekali lagi, Tuhan ijinkan, mereka bisa menguasai dan memiliki negeri itu.
Sama dengan kita, setelah berpikir positif, bersikap optimis, maka kita harus meletakkan pengharapan kita kepada Tuhan, bukan kepada manusia, bukan kepada pemerintah, bukan kepada harta dan kuasa.
Semua ini menenangkan hati saya, dan semoga hati anda juga. Di tengah ketidakpastian, kita bisa memiliki pengharapan.
Mungkin kita sudah tahu, potensi masalah yang akan kita hadapi. Tapi kita juga tahu, kita punya pengharapan bahwa masalah itu bisa selesai, atau setidaknya teratasi di tahun mendatang.
Maka jadilah kita seperti Yosua dan Kaleb memasuki tahun 2025, Tuhan memimpin langkah kita.
Comments