Posts

Showing posts from September, 2020

Kerjakan Sekuat Tenaga

  Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. (Pengkhotbah 9:10) Kadang orang bertanya, mengapa saya bekerja begitu keras ? Saya hanya menjawab singkat, memang harus seperti itu hidup kita. Ayat ini kembali mengingatkan saya, betapa kita harus mengerjakan segala sesuatu dengan sebaiknya, dengan sekuat tenaga. Mungkin orang kadang bingung melihat saya seolah tidak bisa diam, ada saja yang dikerjakan. Bahkan waktu tidur malam, kadang otak saya tidak berhenti, berpikir.  Untungnya tangan saya berhenti waktu tidur. Ini menggambarkan kehidupan kita manusia, yang seharusnya selalu bekerja. Dan bekerja di sini artinya tidak bekerja sembarangan, seasalnya saja, tapi SEKUAT TENAGA. Ini bisa berarti penuh mencurahkan pikiran, daya, kemampuan, semua yang terbaik , yang dimiliki. Dan ini ditekankan kembali, karena tidak ada pekerjaan, tidak ad

Terlalu Nyaman kah?

  "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria...." (Amos 6:1) Sudah masuk bulan ke 7, Indonesia mengalami pandemi Covid19. Tidak ada yang menyangka akan sepanjang ini, karena di awal sudah ada prediksi-prediksi dari berbagai pihak, bahwa ini akan berakhir di bulan-bulan ini.  Tapi apa daya, tidak kunjung selesai, dan sekarang sedang menaik terus. Apakah kita BEBAL seperti orang israel kala diingatkan oleh Amos. Nabi Amos merasa mereka tidak mau mendengar, dan seperti biasa, bangsa israel yang tegar tengkuk itu, selalu demikian. Di awal, banyak orang tidak menganggap serius ancaman, dan dampak covid19, sekarang kita melihat hasilnya. Banyak orang terkena, dan sekarang kita sedang memasuki masa resesi ekonomi.  Tidak ada perasaan aman di dunia, kita harus selalu waspada. Peringatan Tuhan bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk juga mungkin dalam bentuk wabah ini. Masalahnya, apakah kita mau mendengar, kita mau b

Menulis, menggambar, menceritakan

  Menulis, menggambar, menceritakan Tetapi sewaktu Allah, telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh anugerah-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. (Galatia 1:15–16) Semasa masih kecil, cita-cita ku menjadi arsitek. Melihat kenyataan saya suka sekali menggambar. Tapi pupus cita-cita sewaktu masuk STM, harus jeli melihat kenyataan, tidak punya dana, akhirnya masuk ke elektronik. Bidang yang baru berkembang saat itu, dan semakin jatuh cinta lagi kepada dunia komputer. Akhirnya kuliah di bidang komputer. Semakin kesini, semakin mencari, dan menemukan bahwa kita semua telah ditentukan Tuhan untuk menjadi apa kelak. Cita-cita mungkin akan mengantar kita, tapi bukan menemukan akhirnya, tapi perjalanan hiduplah yang menentukan akhir kita. Maka menggambar, menulis dan menceritakan, akan selalu menjadi bagian dalam kehidupan kita. Bayangkan dari

Waktu dan Telinga

 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. (1 Samuel 22:2) Daud, dalam posisi terjepit kala itu, tetap menyediakan waktunya untuk mendengarkan orang lain. Dan hasilnya luar biasa. Ternyata , sangat mungkin , Saul tidak memiliki waktu dan 'telinga' untuk mendengarkan orang lain. Dan ini yang sering kali terjadi dengan kita, para pemimpin, leader, baik di tingkat terkecil, hingga terbesar sekalipun. Maka pada saat seorang pemimpin ingin mendengar lebih jelas, kadang ia harus menyediakan waktu dan telinganya.  Kita masih ingat, banyak pemimpin kita, yang menyediakan waktunya, melakukan kunjungan rahasia, bahkan menyamar menjadi rakyat jelata, hanya untuk mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi. Masih jelas dalam ingatan kita, para pemimpin hebat kita, yang dikagumi, mereka menyediakan waktunya untuk turun ke bawah, dan mendengarkan.  Kadang ini yang

Saudara yang menjaga dengan kasih

 Matius 18:15-20 (TB)  "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." https://alkitab.app/v/c395ef6521c0 Film pendek Tilik

Apa yang harus dilakukan keluarga bila terkena Covid19

 Sudah 6 bulan kita melalui masa pandemi Covid19 ini, dan semua tidak semakin membaik. Kewaspadaan tinggi yang sudah coba kita jalani, tetap saja ada keluarga dan teman kita yang harus kehilangan orang terkasih mereka karena Covid19 ini. Saya sendiri memang tetap beraktifitas ke kantor, dan beberapa tempat terbuka, tapi tetap, tiap kali pulang dari luar, tidak merasa enak badan. Benar-benar tidak nyaman untuk semua. Lalu pertanyaan kecil keluar dari hati kami , apa yang harus kita lakukan bila kita kehilangan orang terkasih kita? Mulai dari pasangan hidup, anak, orangtua, dan siapapun itu, terutama karena Covid19. Pertanyaan sederhana yang menguras otak dan emosi setelahnya.  Tidak mudah memikirkannya, tapi coba kita urai ya satu per satu. Pertama, Life must go on. Apapun yang terjadi , kehidupan akan tetap berjalan. Tidak sedikit, momen di dunia ini, yang mengakibatkan banyak orang meninggal, dan akhirnya toh tetap harus bisa menjalani hidup. Tidak sedikit artikel dan pengalaman hidup

Dia memberi vs kita memberi

 2 Korintus 9:8 (TB)  Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. https://alkitab.app/v/31367867eef1 Anda suka memberi? Anda suka memamerkan yang anda beri? Mempostingnya dalam sosmed? Coba perhatikan.. Di kala pandemi berlangsung ini, banyak orang memberikan bantuan kepada orang lain, khususnya orang yang tidak dikenalnya. Tapi mereka memfoto nya, dan membagikan nya di sosial media. Apakah ini kebanggaan kita?  Apakah ini memuliakan Allah atau malah memuliakan diri kita sendiri? Adakah Allah yang Maha Memberi ini memamerkan apa yang diberikannya kepada kita?  Tetaplah sederhana dalam bertindak, kaya dalam berkarya, seperti Allah yang Maha Kaya yang bahkan memberikan nyawanya bagi kita.

Memahami pikiran Allah?

Image
  Yeremia 15:16 (TB)  Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.  https://alkitab.app/v/9ff9f941e994 Mengapa mengikuti Tuhan malah mendapatkan kesengsaraan (misery), itu adalah misteri. God is good all the time, All the time God is good.. Iman adalah kita percaya Allah bekerja dalam segala sesuatu, baik dalam mysteri dan mysery .. selalu ada Mercy (belas kasihan) Allah. Yeremia menegur bangsa Yehuda, tapi malah dikejam Yehuda. Allah sepertinya diam dan membisu.. Yeremia 15:18 (TB)  Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.  https://alkitab.app/v/f4767fdb5ea3 Mengapa Allah diam saja? Apakah mau nya Tuhan?  Harold Kushner "When bad things happen to good people"..  Dia mengikuti apa y

Tugas Hamba

 Lukas 17:10 (TB)  Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." https://alkitab.app/v/ed4f4388425c Mengingatkan diri kita kembali bahwa Kita adalah hamba Tuhan adalah sangat penting. Menjadi hamba berarti melakukan kehendak Allah, sang pemilik Hidup kita. Kejadian beberapa bulan ini, mulai dari pamdemi, problem yang terjadi, semuanya mengingatkan saya kembali. Jabatan pimpinan, tugas dan tanggunh jawab yang harus diemban. Semua harus dikembalikan kepada Tuhan, kita bangun, bekerja, melayani untuk Tuhan, bukan untuk berkat. Tugas kita memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Apabila Tuhan mengijinkan kita menjadi pimpinan, leader, semuanya karena ada maksud Tuhan. Kita tidak selayaknya megahkan diri, karena sekalipun kita kaya, terkenal, disegani banyak orang, kita tetaplah hamba Allah yang tidak ada artinya, selain

Bad Followers

Image
  Banyak atasan takut memelihara "anak singa", karena khawatir suatu hari akan menerkam balik. Akhirnya selama bertahun-tahun ia hanya menumbuhkan domba-domba pengikut dan penurut sampai dewasa, yang meski banyak, di gertak satu serigala dewasa saja sudah berlarian... leaders merasa they have done good things buat jadi good leader, sementara followernya anggap dia bad leader  Sebelum lanjut, barangkali perlu disadari bhw bad leadership bukan semata salahnya bad leaders, tp jg bisa karena bad followers  Ada leaders yg "trait"nya good, tapi dia dikelilingi bad followers, akhirnya malah terjadi praktek bad leadership ... salam jumat pagi semangat  *Jack HCI

Percayalah - Pdt. Hendy Suwandi - 9 Ags 2020

 Percayalah (Mat 14:22-33) 1. Tuhan yang membawa kita ke dalam badai adalah Tuhan yang berkuasa memelihara kita. Ada badai penghajaran, saat Allah mendisplinkan Kita. Contoh Yunus yang tidak taat kepada Allah Ada badai penyempurnaan, saat Allah mendidik kita. Murid2 taat kepada Tuhan dan harus disempurnakan. Murid2 dilatih agar percaya walau tidak melihat, dipersiapkan untuk tugas mereka setelah Ia pergi. Badai terjadi setelah memberi makan 5000 orang. Gereja mulai dianiaya setelah jadi 5000 orang.  Perahu murid2 berada jauh di tengah danau (5-6km) dari tepi. Kian jauh dari tepi , kian tidak berdaya melawan badai.  Hingga perahu berada sejauh mungkin dari darat, semua harapan manusia berakhir, Yesus belum tiba. 2. Tuhan yang akan mendatangi kita. Tuhan lihat murid2 membutuhkanNya, tahu kesulitan mereka. Ia tahu kapan saat Ia paling dibutuhkan mereka. Tuhan bisa saja langsung teduhkan badai, tetapi ia justru berjalan di atas air untuk menyatakan. Apa yang murid2 takutkan (air bergelora)