Memandang Orang Lain Lebih Rendah

Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya, "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menyentuh-Nya ini; tentu Ia tahu bahwa perempuan itu seorang berdosa." (Lukas 7:39)

Pernah melihat orang tua, berpakaian lusuh, membawa kantong plastik hitam jelek, berjalan masuk ke bank. 

Satpam mencegahnya, dan bertanya mau apa. Jawabnya singkat, mau setoran. 

Hal ini mungkin umum kita temui di tempat-tempat usaha di mana banyak kaum tua yang selalu menyetor uang pendapatannya di pagi hari atau sore hari. Sewaktu saya bekerja di bank, dan mendapatkan kesempatan kunjungan ke cabang, pengalaman ini yang saya dapat. 

Mereka yang tua, sangat konsisten, selalu datang mungkin di pagi hari , atau sore hari sebelum bank tutup, hanya untuk menyetorkan uang penghasilan mereka, dan mereka berpakaian ala kadarnya. Bahkan hanya menggunakan sandal jepit. 

Buat teller bank yang sering melihat, tidak aneh. Tapi buat saya, yang jarang melihat mereka, ada perasaan aneh melihat mereka ini. 

Demikian juga dengan cerita ayat kita ini. Yesus diundang makan ke rumah orang Farisi, Dia datang. Bersama muridnya, diantaranya Simon, dan juga ada wanita lain, yang sudah kelihatan mungkin wanita pendosa, dan dia melayani Tuhan, membasuh kakiNya, dan Simon menjadi kesal. 

Memandang orang lain lebih rendah, itu yang sering kita lakukan. Ini karakter kita yang sering kali membuat kita jatuh dalam berbagai dosa. Padahal belum tentu orang itu seperti yang kita pikirkan, bayangkan, bahkan katakan. 

Ayat ini mengingatkan saya kembali, bagaimana saya harus memandang orang lain, menghargai siapapun, semua adalah ciptaan Tuhan, terkasih di mata Tuhan kita. Apalagi bila kita adalah pemimpin, manager, supervisor, janganlah kita berlaku seperti ini. Hargailah semua orang, itu yang Tuhan ajarkan.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022