LOVE dalam Harta Keluarga

 


Membaca buku Pak Paulus Bambang yang membahas tentang Dasar EQ dalam keluarga, sangat cocok dengan kondisi saya juga. 

Dengan latar belakang tanpa papa, maka cenderung saya tidak punya role model 'kebapakan' dalam menjalani rumah tangga. Maka saya berusaha banyak belajar, dan saya merasakan jatuh bangun. Kesulitan demi kesulitan bisa diatasi,dan sekarang pun masih tetap berusaha. 

Tapi sekarang sudah jauh lebih baik. Dengan mengatur waktu yang cukup untuk bekerja, pelayanan dan termasuk olahraga dan tidur, sekarang ini memiliki waktu doa malam bersama anak, saat teduh keluarga tiap minggu, dan berusaha mengumpulkan anak-anak di meja makan dan waktu selesai makan malam. Tantangan keluarga modern dan kehidupan belajar online sekarang yang kami temui. Anak-anak yang telah masuk jenjang SMP dan SMA juga cenderung memiliki 'dunia' nya sendiri, dan dunia ini tidak saya alami waktu remaja, dunia online. 

Maka arti kata LOVE yang disampaikan dalam buku ini sangat menarik. 

Listen the unspoken, mendengar yang tidak terucapkan. Saya lebih cenderung diam, dibandingkan istri saya yang cerewet dalam mengurus anak-anak. Tapi saya berusaha memahami yang tidak diucapkan mereka. Apalagi umur mereka yang muda, banyak yang tidak bisa disampaikan secara langsung ke orangtuanya, dan cenderung ke orang lain, entah kawan atau guru BK. 

Observe the unseen, melihat yang tidak kelihatan. Ini juga menarik. Ada yang kelihatan baik-baik saja, padahal sedang stres. Ada yang tidak kita lihat, tapi malah kita tahu sedang ada masalah. Melatih kepekaan ini tidak mudah, dan tidak bisa dilatih kalau kita tidak bersama.

Visualize with Passion, nyatakan. Saya bukan perayu, jadi saya tidak bisa merayu orang, termasuk istri sendiri. Gaya saya membuat mereka tersenyum, tertawa. Tapi kadang, ucapan tetap diperlukan oleh mereka, anak dan istri, termasuk sentuhan, baik pelukan, belaian ataupun hanya sekedar memegang rambut mereka yang tebal.

Encourage with Purpose. Memuji juga tidak mudah, ada juga yang memuji terus kerjanya, apapun di puji. Buat kami sekeluarga, kami paling sulit memuji, tapi kami bisa menyemangati. Fighting !! itu kalimat yang sering kita dengar gara-gara demam drakor anak-anak. Dan kami pun jadi demikian, memotivasi jauh lebih penting dari sekedar memuji.

Itulah harta keluarga saya, dan saya yakin anda juga punya cerita sendiri yang tidak kalah menariknya, karena itulah keluarga-keluarga diciptakan Allah.

Harta keluarga yang dijaga akan membantu kita dalam bekerja, dan itu yang saya perhatikan juga dari tim saya. Bila sedang mumet, pekerjaan berantakan, saya suka bertanya "kamu lagi ada masalah keluarga?" dan tak lama cerita itu mengalir deras, melegakan hati mereka, dan membuat kinerja mereka kembali lagi..

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022