Jadi Gembala


 Gembala adalah mentor, bukan coach. Itu akhirnya kalimat yang saya dapat. Setelah bertahun-tahun ikut dalam berbagai seminar motivasi, mendengarkan acara talkshow, live show dari berbagai coach, mereka semua mengaku dirinya sebagai coach. 

Lalu suatu ketika, saya mendaftarkan program coach. Dan darisana saya tahu, bagaimana cara kerjanya coach. Coach itu hanya mengingatkan pak, itu kata-kata yang terus ada di telinga saya. 

Lalu, saya sepakat, sepertinya saya tidak mencari coach, yang kerjanya hanya menggali apa masalah kita, kemudian bertanya balik, menurut bapak dimana solusinya, lalu membenarkan itu solusinya, dan selanjutnya saya akan ingatkan bapak untuk berjalan ke arah sana, dari waktu ke waktu coach akan mengingatkan, tapi semua keputusan ada di bapak. 

Saya tertegun, jadi bayar mahal hanya untuk 'coach' seperti itu kah ? 

Lalu saya bertemu dengan pola lain, mentor. Mentor, mentor itu akan bertanya, sakitnya dimana, oh cara jalannya kalau sakit begini. Mentor akan berbagi pengetahuannya, dan membantu kita berjalan. Seorang mentor fokusnya untuk pengembangan kemampuan kita, kalau coach tadi fokusnya ke performansi yang ditentukan.

Anda perlu yang mana ? Buat saya, saya perlu gembala. Mereka yang mau berbagi dan membantu saya berjalan lebih baik, kalau ada salah, diberitahu. Kalau jalan itu berbatu, dibantu mengatasi jalan berbatu,, bukan hanya diberitahu bahwa jalan itu berbatu. Gembala itu 'do' , not only talk. 

Maka itulah juga yang saya lakukan, saya berusaha menjadi gembala bagi tim saya, dengan segala keterbatasan saya. Semoga Tuhan memampukan. 

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022