Hutang Dan Dicicil

 

Tidak semua berjalan seperti yang direncanakan. Saya masih ingat, ada dalam beberapa pekerjaan, terutama pekerjaan luar kota, yang dibawa oleh mitra, partner di daerah itu, membeli produk dan jasa kami. Tapi setelah berjalan beberapa lama, mulailah mandek pembayaran, dengan berbagai alasan.

Bukan kali pertama, saya mendukung rekan-rekan di daerah untuk mendapatkan pekerjaan mereka, termasuk pekerjaan yang bergengsi, misalnya di bank dan pemerintah. Tapi setelah pekerjaan selesai, kewajiban bayar mereka lalaikan.

Rasanya kesal luar biasa. Saya masih ingat, satu kasus yang di Balikpapan, padahal orang ini masih anak dari anggota gereja, tapi memang usahanya tidak optimal. Suatu ketika saya diundang untuk membantu mendapatkan pekerjaan di bank, dan akhirnya menang. Kami kerjakan, tanpa DP, karena percaya. Tapi ternyata, tidak dibayar-bayar. 

Hampir setahun berlalu, pembayaran dijanjikan terus menerus, dicicil, hingga akhirnya, saya merelakannya. Kok bisa? Demikian kata tim di kantor yang ngotot agar dibayar. Saya bilang, berkat dari Tuhan, bila ternyata ini tidak dibayar, kita akan mendapatkan berkat lain. Tuhan tidak pernah tinggal diam.

Bertahun berlalu, kami tidak pernah kekurangan, selalu saja ada karya dan berkat Tuhan, usaha pun makin menjadi saluran berkat, tim kami bertambah. Itulah melepaskan hak yang saya rasakan. 

Dan kasus terbaru pun terjadi, sudah ada partner di Makasar yang mencicil hutangnya setahun ini, tapi kami tahu, Tuhan tidak tinggal diam. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, seperti pengalaman kami sebelumnya.



Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022