Hitunglah BerkatNya Pasti Kau Heran
Bila topan k'ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.
Reff:
Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau 'kan kagum oleh kasihNya.
Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya.
Lagu itu kerap saya nyanyikan menemani bulan-bulan 'suram' semasa pandemi awal, dan saya sungguh terberkati olehnya.
Saya ingat benar, 3 bulan pertama, kita semua (pengusaha) sedang mencari cara dan bentuk baru. Saya langsung membuka buku jadul yang berjudul Screen Selling. Selama ini saya dan tim melakukan Solution Selling, sekarang harus ditambah ilmu itu, berjualan lewat layar.
Kemudian baru 3 bulan berjalan, ada lagi masalah lain, problem besar dan mengakibatkan kami harus kehilangan 'tabungan' bukan karena pandemi, tapi hal lain. Sungguh kesal dan kecewa, dan sedih. Tapi harus dijalani, berbulan-bulan dicoba cari solusi keuangannya, dan akhirnya lewat.
Lagu ini terus menguatkan saya, menghitung berkat Tuhan kadang sulit kita lakukan, kadang tidak mau kita lakukan, karena kita bebal. Kita lebih ditutupi oleh masalah kita, dibandingkan dengan berkat dari Tuhan yang tiada batasnya.
Dan kembali diingatkan mengenai ini dalam bacaan KBC hari ini, tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Itu sudah konsep awal saya, saya punya cara sendiri menikmati berkat Tuhan, dan tidak bisa dibandingkan dengan orang lain. Dan saya punya cara sendiri mensyukuri semua berkat Tuhan, dan menghitungnya adalah salah satu caranya.
Sudahkah kita menghitung berkat Tuhan ? Cobalah, kita akan takjub sendiri.
Comments