Harta Rohani Modal Utama Hadapi Pandemi

Dalam pembahasan 6 Harta, ada HARTA ROHANI yang menjadi hal utama dan pertama. Dan ini yang saya katakan telah membantu saya melewati masa-masa sulit.

Termasuk juga di saat pandemi ini. Dan ayat dari Filipi 4:6-7 mengingatkan saya kembali ;

 6  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

 7  Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.


Bayangkan, tidak ada yang akan menduga bahwa pandemi bisa sepanjang ini, hampir dua tahun. Di kalangan group pengusaha, sudah ada yang mengibarkan 'bendera putih', mereka menyerah. Saya tidak bisa menyalahkan mereka yang menyerah, karena saya yakin juga , setidaknya mereka telah berusaha melewati hingga hampir 1,5  tahun ini.

Kemampuan pengusaha untuk bertahan ternyata di uji di kala pandemi ini. Bila kita sebagai pengusaha memiliki hubungan yang kuat, dan harmonis dengan Allah sang pemilik , maka kita akan melihat mereka akan bertahan, berserah dan bersyukur. 

Bertahan karena itulah yang harus dilakukan saat ini. Mungkin ada yang mengganti bisnisnya, ada yang mengubah produknya, ada yang mengubah cara jualannya, ada yang mengganti tim nya, semua itu adalah cara bertahan versi pengusaha. Tapi versi Tuhan jelas berbeda. Tuhan meminta kita untuk berharap tanpa putus asa. Itu modal untuk bertahan.

Berserah. Kekuatiran yang berlebihan menyelimuti kita di masa-masa awal pandemi, setidaknya enam bulan tiap pengusaha akan berpikir dan 'kuatir' keras juga. Kawan-kawan di bidang tertentu bahkan menutup usahanya, hingga sekarang, hanya karena terlalu kuatir. Tapi setelah mereka ada yang terkena covid, dan sembuh, kepercayaannya kembali muncul. Kita sering berkumpul, berdiskusi secara online, saling menguatkan, dan jawaban yang selalu muncul 'berdoalah', mintalah pada Tuhan.

Bersyukur. Bagaimana bisa saya bersyukur karena omset menurun drastis, bagaimana bisa karena saya kehilangan banyak uang semasa pandemi, belum lagi mereka yang kehilangan orang terkasih mereka. Bersyukur bukan hanya atas apa yang kita terima, tapi juga atas apa yang kita alami, karena kita ingin mendapatkan damai sejahtera Allah. Damai sejahtera tidak akan didapatkan bila kita tidak pernah bersyukur. Dan saya harus katakan, mengubah orang yang mengeluh memang lebih sulit dibandingkan mengajarkan orang bodoh, mereka akan selalu mengeluh. 

Maka, tiap hari, saya selalu mengatakan ke tim saya "Tetap Sehat dan Semangat", dan kali hari gajian tiba seperti hari ini, saya selalu  berkata "Bersyukurlah kepada Tuhan Sebab Tuhan Baik, berhenti mengeluh karena lebih banyak orang lain meratap".

Tuhan menolong kita.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022