Kehilangan vs Menyerahkan
"Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (Lukas 9:24)
Setahun yang lalu, saya belum tentu bisa bernafas di pagi hari. Bukan karena penyakit, tapi karena merasa kehilangan yang amat sangat. Ketakutan dan kehilangan seringkali membuat kita sesak, dan kita bingung mau apa.
Itulah yang sering kali kita rasakan akibat berbagai hal, mulai dari tekanan karena keluarga, pekerjaan atau bahkan mungkin pelayanan yang selama ini kita lakukan. Bisa bayangkan betapa kita sangat rapuh.
Tapi ayat ini menguatkan kita kembali, bahwa yang jauh lebih penting adalah tidak kehilangan Yesus, sang sumber hidup. Apa pun yang kita miliki di dunia ini, entah barang, harta, pekerjaan, kekuasaan, kita akan kehilangan mereka suatu saat. Karena mereka adalah rapuh, tidak abadi. Tapi sebaliknya, Yesus adalah abadi. Dia adalah yang awal dan yang akhir. Dari awal ada, hingga tetap ada hingga segala sesuatunya tidak ada lagi.
Kita bisa saja kehilangan barang, harta, pekerjaan dan kekuasaan yang selama ini kita rasakan, dan miliki. Tapi kita tidak bisa, tidak boleh kehilangan Yesus.
Dan Tuhan mengingatkan kembali, siapa saja yang kehilangan nyawanya, bahkan sampai mati, oleh karena Yesus, Ia akan menyelematkan kita. Kembali kita diingatkan bahwa apapun di dunia ini tidak abadi. Semua akan sirna pada waktunya. Tetap Dia , Allah yang hidup, yang mungkin karenaNya kita menderita, bahkan sampai mati, tidak akan pernah kehilangan kita.
Saya belajar, bahwa rasa KUATIR tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi dengan MENYERAHKAN masalah itu kepada Kristus Yesus, semua masalah akan selesai pada waktunya.
Dulu saya berpikir, bahwa saatnya akan tiba, papa akan pulang dan tinggal bersama dengan kami, setelah dari kecil saya ditinggalkan. Tapi ternyata, dari waktu ke waktu, itu tidak pernah terwujud. Tapi yang terwujud adalah hilangnya rasa kuatir kami, digantikan rasa teduh , sukacita karena mengetahui penyertaan Tuhan yang tidak habisnya dalam hidup kami. Mungkin kami masih berharap, mungkin tidak, tapi kami terus mendoakan yang terbaik, terlebih lagi mengenal Tuhan semakin baik.
Demikian juga dengan usaha dan bisnis kita, kita mungkin terlalu KUATIR dengan masa depan di kala pandemi, setelah pandemi, tapi yang Tuhan yang katakan, bahkan yang mati oleh karena Dia pun, Dia akan menyelematkannya, apalagi hanya harta duniawi yang tidak akan kita bawa mati sekalipun. Menyerahkan kepada Tuhan, itulah solusi terbaik saat ini untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis kita di masa pandemi.
Comments