MELUPAKAN JASA

  8  TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

 9  Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
10  Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11  tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12  sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
13  Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14  Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
15  Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
16  apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.

Mazmur 103 : 8-16 

Betapa sering kita melupakan jasa orang-orang yang kita kenal ? 
Saya harus akui, saya sendiri pun demikian. Perjalanan hidup yang berat dari kecil, saya merasakan banyak 'tangan Tuhan' yang hadir melalui orang-orang di daam hidup saya.  Dan semua ini ternyata yang membentuk kita. 

Maka Mazmur 103 ini mengingatkan saya kembali, bagaimana Tuhan adalah penyayang dan pengasih, Dia sangat panjang sabar dan luar biasa sabar mendampingi saya. Saya tahu, saya sendiri bukan manusia sempurna, pernah jatuh dalam dosa dan salah. Tapi saya bersyukur, Tuhan mengangkat saya tepat pada waktunya, bahkan meminjam istilah Prabowo 'diangkat dari selokan'. Tanpa sadar kita ini sebagian besar seperti ini. Jalan hidup berat kadang memaksa kita menghalalkan segala cara. 

Demikian juga dalam perjalanan karir kita. Dalam perjalanan karir kita, dimana pun kita bekerja dan berkarya, seringkali kita menemukan orang-orang yang membantu kita, mendampingi jalan kita. 

Saya masih ingat, di awal saya bekerja, lingkungan yang bersahabat bisa kita dapatkan bila kita membuka diri dan mau belajar. Kemauan terus belajar ini membuat kita rendah hati dan bisa diterima dengan baik di lingkungan orang yang telah lama bekerja. 

Kemampuan adaptasi membuat kita dengan mudah juga untuk bergaul dan menjadi 'sama' dengan orang sekitar kita. Mungkin dari cara berjalan, berpikir, berkata hingga berpakaian. Tapi tidak semuanya baik. Lingkungan kerja yang dulu pernah membuat saya terjerumus dalam beberapa kesalahan dan dosa. 

Tapi bersyukur, Tuhan mengangkat saya keluar dan memasukkan dalam lingkungan yang lebih baik. Ini tanpa sadari, kita melihat pertolongan Tuhan melalui orang-orang sektar kita. Kita belajar banyak hal dari orang yang lebih tua dan dewasa. Dan kita pun mengetahui, mana yang salah dan benar dalam perjalanan bersamanya. 

Menjadi berbeda, itulah berikutnya yang Tuhan tunjukkan kepada saya. Dengan tetap berkarir dan berkarya, kita menjadi berbeda. Tujuan kita menyenangkan hati Tuhan, bukan hati tuan dunia (atasan) kita. Dan ini yang membuat saya harus memilih jalan yang menurut saya akan membuat Tuhan senang. 

Tanpa mengetahui kuasa dan kasih Tuhan, saya yakin tidak bisa melakukan semua ini. Termasuk juga mengampuni kesalahan rekan, teman dan tim yang ada dalam perjalanan karir kita. Hidup kita sungguh sementara, dan Tuhan menginginkan kita menjadi sesuatu, bukan suatu. Meskipun kita laksana debu, tapi biarlah debu dari kita boleh mengumpul menjadi batu yang kuat dan keras, untuk pondasi rumah Tuhan yang kita layani.

Saya tetap berharap dan berdoa serta berusaha, agar bisa tidak melupakan mereka yang telah membantu kita selama ini, meskipun mereka tidak mengharapkan apa-apa, tapi kasih Tuhan mengajarkannya kepada kita. 




Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022