Atur Layar Bukan Arah Angin
Mazmur 105:16-22 (TB) Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.
Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,
untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
https://alkitab.app/v/c12958f3b757
Siapa yang sangka, Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya, dan mengalami hidup yang turun naik, malah menjadi penyelemat bagi bangsanya.
Itulah rencana dan kehendak Tuhan, kita tidak pernah mengetahuinya.
Dulu mungkin juga kita seperti itu, ada di titik terbawah. Saya masih ingat tahun 2004-2005, ada di titik terbawah. Dan kembali merintis ulang semua usaha. Tanpa modal, hanya punya keyakinan dan iman, bahwa Tuhan akan beserta. Tujuannya hanya satu, menjadi saluran berkat Tuhan.
Uniknya, pada saat itu juga, saya baru mulai melayani sebagai penatua. Sebuah ganjaran besar dimana saya bangkrut dan harus kembali bangkit. Untungnya Tuhan menempatkan seorang penolong istri yang yang setia dan mau menjalani masa-masa awal pernikahan kami dengan sulit. Mungkin saja punya jabatan di waktu menikah, tapi tanpa penghasilan, karena usaha sedang sulit waktu itu.
Memahami kehendak Tuhan pun itu sangat tidak mudah. Mungkin itu juga yang dipikirkan oleh Yusuf, dimasa-masa kesulitannya. Tapi dia berserah kepada Tuhan, yang memimpin dia menjalani hari-hari.
Apabila saat ini kembali, kita dihantam badai kehidupan, ingatlah senantiasa kisah Yusuf. Dibalik semua kesulitan dan jatuh bangun kehidupannya, Tuhan ada disana.
Dan penyerahan diri Yusuf mengantarnya menjadi orang nomor dua di kerajaan besar, dan bahkan lagi membebaskan bangsanya dari penderitaan dengan cara Tuhan yang sangat unik.
Sadarkah kita, bahwa semua penderitaan dan perjuangan kita, adalah juga merupakan rencana Tuhan. Seperti kata pelaut, mungkin kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengatur layar, agar bisa tetap sampai ke tujuan.
Mungkin kita merasa tujuan kita terhempas arah angin yang keras, dan menghantam muka dan badan kita dengan keras, menghempaskan tubuh kita. Tapi kita tetap bisa berpegangan tangan pada kuasa Tuhan, dan berusaha bangkit mengatur layar perahu kita kembali.
Semoga Tuhan menuntut kita melewati badai..
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.
Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,
untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
https://alkitab.app/v/c12958f3b757
Siapa yang sangka, Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya, dan mengalami hidup yang turun naik, malah menjadi penyelemat bagi bangsanya.
Itulah rencana dan kehendak Tuhan, kita tidak pernah mengetahuinya.
Dulu mungkin juga kita seperti itu, ada di titik terbawah. Saya masih ingat tahun 2004-2005, ada di titik terbawah. Dan kembali merintis ulang semua usaha. Tanpa modal, hanya punya keyakinan dan iman, bahwa Tuhan akan beserta. Tujuannya hanya satu, menjadi saluran berkat Tuhan.
Uniknya, pada saat itu juga, saya baru mulai melayani sebagai penatua. Sebuah ganjaran besar dimana saya bangkrut dan harus kembali bangkit. Untungnya Tuhan menempatkan seorang penolong istri yang yang setia dan mau menjalani masa-masa awal pernikahan kami dengan sulit. Mungkin saja punya jabatan di waktu menikah, tapi tanpa penghasilan, karena usaha sedang sulit waktu itu.
Memahami kehendak Tuhan pun itu sangat tidak mudah. Mungkin itu juga yang dipikirkan oleh Yusuf, dimasa-masa kesulitannya. Tapi dia berserah kepada Tuhan, yang memimpin dia menjalani hari-hari.
Apabila saat ini kembali, kita dihantam badai kehidupan, ingatlah senantiasa kisah Yusuf. Dibalik semua kesulitan dan jatuh bangun kehidupannya, Tuhan ada disana.
Dan penyerahan diri Yusuf mengantarnya menjadi orang nomor dua di kerajaan besar, dan bahkan lagi membebaskan bangsanya dari penderitaan dengan cara Tuhan yang sangat unik.
Sadarkah kita, bahwa semua penderitaan dan perjuangan kita, adalah juga merupakan rencana Tuhan. Seperti kata pelaut, mungkin kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengatur layar, agar bisa tetap sampai ke tujuan.
Mungkin kita merasa tujuan kita terhempas arah angin yang keras, dan menghantam muka dan badan kita dengan keras, menghempaskan tubuh kita. Tapi kita tetap bisa berpegangan tangan pada kuasa Tuhan, dan berusaha bangkit mengatur layar perahu kita kembali.
Semoga Tuhan menuntut kita melewati badai..
Comments