Kembali kepada Terang
Yohanes 3:16-21 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Dia bangkit dan menang...
Itu pesan yang kita tangkap tiap kali kita merayakan Paskah, hari kebangkitan Tuhan Yesus.
Namun seringkali kita lupa makna sesungguhnya, bahwa Dia telah mengorbankan diriNya sendiri dan bangkit menang atas maut. Allah menjadi manusia dan bahkan sampai mati, turun ke dalam alam maut bukan untuk diriNya tapi untuk kita.
Menjadi umat Allah yang menerima karunia ini sering kita tidak sadar. Allah menginginkan kita berubah. Menjadi anak-anak terang Allah.
Kita diberikan kemampuan untuk bisa melakukan banyak hal dan termasuk melakukan kehendak Allah, hidup dalam terang.
Ini pilihan yang sering kita tidak ambil. Kita terlalu asyik dengan dunia kita. Hingga tiba saatnya Tuhan menghukum kita dan memaksa kita kembali ke jalanNya.
Mungkin dunia dan kita sedang dihukum Tuhan. Karena wabah Covid-19 ini mengubah banyak hal. Manusia yang kaya sekalipun tak luput dari wabah ini. Pemimpin umat, pemimpin negara pun terkena wabah ini. Tuhan menerapkan kita saat ini harus menjaga jarak, menjaga kesehatan, dan menjaga hati kita.
Banyak hal yang berubah, cara kita bekerja, cara anak-anak belajar, cara kita berinteraksi, cara kita memandang kehidupan yang Tuhan berikan. Makin hari semakin dekat kepada Tuhan, apalagi bila kita terkena penyakit ini.
Terang yang harusnya kita berikan dan tidak kita berikan telah membawa kita ke titik ini. Saatnya kembali kepada Allah, sang pemberi terang hidup kita.
Comments