Diam Di Rumah Saja

22:7 Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih v  domba Paskah. 22:8 Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, w  kata-Nya: "Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan." 22:9 Kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?" 22:10 Jawab-Nya: "Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya, 22:11 dan katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? 22:12 Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya." 22:13 Maka berangkatlah mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. x  Lalu mereka mempersiapkan Paskah.


Lukas 22:7-13




Coba bayangkan, kita semua diminta untuk diam di rumah saja apakah bisa ? Sesuatu yang kita tahu, dan kita kenal dengan baik daerahnya, lokasinya. Apakah bisa kita lakukan ?

Wabah Corona Covid-19 yang terjadi saat ini semakin besar, juga karena kita tidak taat dengan anjuran pemerintah, diminta untuk diam di rumah saja. Perintahnya jelas, apa yang bisa kita lakukan jelas, tapi tetap tidak bisa. Akibatnya apa? Jumlah penderita dan kematian meningkat tajam, pemerintah, rumahsakit, dokter dan perawat kewalahan semua.

Perintah Tuhan Yesus mungkin juga seperti itu untuk Petrus dan Yohanes. Mungkin bertanya-tanya, apa yang harus dilakukan, tidak jelas. Tapi mereka menurutiNya. Perintahnya jelas, cuma mereka bertanya-tanya apa yang akan ditemui nanti. Tapi Tuhan membuat segalanya mudah bagi mereka, mungkin juga karena mereka menaatinya, turut perintahNya, tidak bersungut-sungut dan bingung. 

Ini yang harus kita contoh, kita teladani. Mengikuti kehendak Tuhan, maka jalan akan terbuka. Mungkin saja saat ini kita memang diperintah untuk diam di rumah, bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. Tapi percayalah ini juga kehendak Tuhan. Dia akan memampukan kita melewati dan mendapati persis seperti apa yang dikatakan Tuhan.

Italia mencapai tingkat penderita tertinggi dan kematian tertinggi dibandingkan China , karena mereka tidak taat pada awalnya, pemerintahnya tidak sigap pada awalnya. Dan penyebaran virusnya demikian pesat karena mereka tinggal berkelompok dalam rumah-rumah besar mereka. Anak muda yang tidak mau diatur tetap beraktifitas seperti biasa, dan membawa pulang virus ke rumah-rumah mereka. Maka banyak orang dewasa dan orang tua menderita wabah ini. 

Di Indonesia juga sama, bahkan gereja-gereja tetap buka dan buat pertemuan dengan jumlah besar pada awalnya. Dan ini mengakibatkan banyak jemaatnya tertular. Pendeta dan penatua menjadi korban. Dan tidak sedikit juga yang meninggal. Semua hanya karena tidak mau taat.

Mungkin kita berpikir pada awalnya, ini tidak mungkin seperti itu. Kita tidak belajar dari China yang mati-matian membatasi akses dan menutup wilayahnya. Sekarang ini pun kita masih berdebat soal lockdown, karantina wilayah, padahal memang itulah opsi terbaik saat ini.

Tuhan maha baik, mengijinkan kita belajar dari banyak negara lain. Dan Tuhan hanya meminta kita untuk taat, diam di rumah, berdoa dan bekerja di rumah. Itu saja.

Teriring doa untuk rekan sepelayanan, Pnt. Andreas P yang saat ini sedang terbaring sakit. Tuhan menolong kita semua.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022