Perlukah perang?

2 Samuel 2:14, 18, 26, 30-31 (TB)  Berkatalah Abner kepada Yoab: "Biarlah orang-orang muda tampil dan mengadakan pertandingan di depan kita." Jawab Yoab: "Baik."
Ketiga anak laki-laki Zeruya, yakni Yoab, Abisai dan Asael ada di sana; Asael cepat larinya seperti kijang di padang.
Berserulah Abner kepada Yoab: "Haruskah pedang makan terus-menerus? Tidak tahukah engkau, bahwa kepahitan datang pada akhirnya? Berapa lama lagi engkau tidak mau mengatakan kepada rakyat itu, supaya mereka berhenti memburu saudara-saudaranya?"
Ketika Yoab berhenti memburu Abner dan menghimpunkan seluruh rakyat, ternyata sembilan belas orang dari anak buah Daud hilang termasuk Asael.
Tetapi anak buah Daud menewaskan dari suku Benyamin, dari orang-orang Abner, tiga ratus enam puluh orang.

https://alkitab.app/v/7c117edcc494

Peperangan selalu menyakitkan. Perang fisik, perang dagang bahkan sampai perang merek.

Perang merek bahkan sampai hingga memenjarakan orang. Apakah yang orang cari dari 'peperangan' ini? Kemenangan atas hak mereka? Harga diri? Kekayaan?

Padahal semua harta, kekayaan bahkan harga diri tidak dibawa mati. Semua sia-sia untuk dibuat menjadi alasan perang.  Karena perang pasti menyakitkan, dan harus ada yang kalah, dan mungkin berdarah, terluka.

Perang harga pun demikian, menghancurkan semua harga, yang diuntungkan hanya konsumen. Produsen, distributor dan reseller akan merugi melayani perang harga. Solusinya berdamai. Damai bisa saja mengalah, memfokuskan pada kekuatan produk, kekuatan dukungan produk, berfokus pada hasil bukan harga.

Bertahun-tahun kami mengalami perang harga, kami memilih berfokus kepada hasil bukan harga. Setelah 13 tahun memang kami kalah, tidak menjadi distributor produk itu lagi, tapi customer kami tetap setia. Karena mereka tahu, kami berfokus kepada keberhasilan implementasi produk, bukan harga semurah mungkin. Lambat laun customer yang pernah pindah karena harga murah beralih kembali kepada kami. Karena kualitas mengatasi harga.

Fokus kepada kekuatan kita itulah kuncinya.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022