Jangan cuma lihat kemasannya
1 Samuel 16:1, 7, 11-13 (TB) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
https://alkitab.app/v/44289771d321
Bukankah kita juga seperti Samuel, sering hanya melihat 'kemasan'nya, tanpa melihat esensinya.
Duniawi kita melatih mata kita untuk seperti itu, hanya melihat kemasannya. Kita akan terpesona olehnya, merek dibangun dengan itu. Tapi Tuhan mengingatkan kita hal lain, yaitu value, nilai yang sesungguhnya.
Apakah ini juga kita bangun? Kita membiasakan tim kita untuk membantu customer, bukan menjerumuskan? Memulainya harus dengan kejujuran. Bisnis memang dunia kejam, persaingan dan kompetisi seperti perang, tapi tetap ada nilai dasar yang harus kita pegang.
Berpeganglah pada Tuhan, itu yang jelas.
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
https://alkitab.app/v/44289771d321
Bukankah kita juga seperti Samuel, sering hanya melihat 'kemasan'nya, tanpa melihat esensinya.
Duniawi kita melatih mata kita untuk seperti itu, hanya melihat kemasannya. Kita akan terpesona olehnya, merek dibangun dengan itu. Tapi Tuhan mengingatkan kita hal lain, yaitu value, nilai yang sesungguhnya.
Apakah ini juga kita bangun? Kita membiasakan tim kita untuk membantu customer, bukan menjerumuskan? Memulainya harus dengan kejujuran. Bisnis memang dunia kejam, persaingan dan kompetisi seperti perang, tapi tetap ada nilai dasar yang harus kita pegang.
Berpeganglah pada Tuhan, itu yang jelas.
Comments