Bersandar kepada Tuhan


Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." (1 Samuel 30:8)


Siapakah sandaran hidup kita? Apakah pasangan kita? Ataukah harta kita? Pertanyaan ini muncul karena dalam kenyataan hidup orang percaya, sering terlihat bahwa mereka mengandalkan hal-hal di luar Tuhan. Akan tetapi jika sudah kepepet dan jalan buntu barulah mereka ingat Tuhan.

Itulah yang harus kita ingat senantiasa. Menjadi pengusaha malah lebih berat. Dalam hidup saya selama ini, saya belajar beberapa contoh penting.

Pertama, mengandalkan orang pintar. Dalam usaha bersama saya dan kawan-kawan, salah satu pimpinan kami selalu bertanya kepada Pak Bijak. Saya tidak pernah bertemu dengannya, tapi kuputusan usaha selalu ada dari dia. Hasilnya dalam 1 tahun usaha itu bubar. Saya memutuskan keluar dari usaha itu.

Kedua, mengandalkan koneksi hingga lupa daratan. Usaha itu hampir bankrut, atau setidaknya tidak jelas usahanya. Tapi melalui koneksi bosnya, mendapatkan beberapa proyek penting. Selanjutnya dapat durian jatuh, semua berubah, proyek besar, jadi anggota DPR semua langsung melejit. Tapi kemudian dalam 7 tahun semua hancur dan para direksinya masuk bui.

Ketiga, mengandalkan uang. Dari usaha kecil, berkembang dengan memutarkan uang dengan properti bekerjasama dengan orang bank. Dalam 10 tahun hancur berhutang ratusan milyar rupiah.

Akh, semoga usaha kecilku tidak hancur karena lupa bersandar pada Tuhan..

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022