Bisnis Cara Allah

Barangsiapa berkata bahwa ia hidup bersatu dengan Allah, ia harus hidup mengikuti jejak Kristus.
(1 Yoh 2:6)

Dalam 2 tahun ini, kami memasuki masa-masa sulit dalam berbisnis. Sulitnya dalam mendapakan client baru serta mendapatkan banyak pekerjaan / proyek baru. Memang ini tidak hanya kami, tapi sebagian besar pengusaha merasakan semua hal ini.

Mungkin karena sebagian besar gerak ekonomi Indonesia masih digerakan oleh beragam proyek pemerintah, dan sebagian besar dananya disana. Atau juga karena sebagian besar pengusaha swasta masih menunggu, karena gonjang-ganjing ekonomi dunia dan lokal yang menguras dana apabila tetap melakukan ekspansi usahanya. Jadi semua berada dalam mode survive.

Harapan besar terjadi tahun 2017 ini, dimana ekonomi Indonesia menjadi salah satu daya tarik dunia. Tapi permasalahan gaduh politik, serta ketentuan dan peraturan pemerintah yang semakin mencekik dunia usaha juga membuat roda ekonomi tidak seperti yang diharapkan. 

Kami para pengusaha level kecil, terus berusaha untuk bisa survive dan melakukan ekspansi sebisa kami. Dan semua ini mengajak saya kembali mengingat cara berbisnis yang Allah inginkan.

Pertama, tujuannya kembali kepada Allah. Tujuan bisnis kita harus kembali kepada yang memberikan semuanya, kembali kepada Allah sang pencipta. Maka kami mengubah visi perusahaan, yang semula berujung kepada kemandirian, tetapi sekarang berujung kepada Allah. Visi kami sekarang adalah 'Menjadi Perusahaan Yang Menyalurkan Berkat'.

Kedua, lakukan dengan cara Allah. Kami mengubah paradigma keuntungan sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-kecilnya. Kami tidak berfokus kepada bagaimana harus memenangkan pekerjaan dengan berbagai cara, termasuk korupsi, kolusi, melainkan kami berfokus bagaimana membantu orang lain (customer kami) untuk meningkatkan banyak hal di dalam perusahaan mereka, dengan solusi dan produk yang kami berikan. Kami berusaha memberikan perhatian lebih kepada kesejahteraan dan kemampuan (skill) tim kami. Dan berbagai cara kami lakukan. Menempatkan kasih diatas segalanya memang tidak mudah. Tapi inilah yang sedang kami lakukan. Kami juga merubah misi perusahaan untuk menyesuaikan diri dan kemampuan kami, melayani lebih baik.

Ketiga, bergantung kepada Allah. Dalam banyak hal, dari waktu ke waktu, perusahaan kami semakin besar, apabila dilihat dari jumlah orang. Demikian juga dengan orang yang membantu kami dalam level lebih tinggi, para profesional, para manager. Manajemen level dua telah mulai kami terapkan tahun lalu. Dan memang tidak mudah, mendelegasikan tim dan kepercayaan tinggi kepada mereka. Dengan mengarahkan mereka, melihat ke visi yang sama, menjalankan misi yang sama, serta tetap mengingat untuk bergantung kepada Allah, sang pemberi hidup dan berkat, kami percaya Tuhan pasti menolong.

Semua cara bisnis Allah sedang kami berusaha terapkan dan jalankan, dan kiranya kami bisa menjadi berkat bagi kemuliaan Allah, tidak semata memikirkan keuntungan, melainkan melihat rencana Allah dalam banyak hal, bagi banyak orang disekitar kita.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu