Melupakan dan terus fokus
Paulus berkata ; Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang
telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku,
Dalam setahun ini, kami menemukan pola menarik diantara tim. Dimana ada yang bisa terus move on, dengan melupakan kesalahan orang lain, ada yang sulit move on karena terlalu berfokus memikirkan masalahnya dengan orang lain. Dalam bekerja sebagai tim, tidak dapat dihindarkan , mungkin kita akan terluka akibat kesalahan orang lain. Tapi apakah kita belajar dari kesalahannya ? Apakah kita berusaha mengingatkannya ? Apakah kita berusaha agar itu tidak terulang lagi ? Atau apakah kita sebaliknya, malah mendiamkannya dan mengakibatkan orang ini melakukan kesalahannya berulang kali.
Untuk bisa membawa orang keluar dari masalahnya, dia harus tahu dulu mengapa dan apa masalahnya . Kemudian berusahalah untuk menghindarinya. Dan mungkin saja, dia bisa jatuh ke kesalahan yang sama, tapi dengan kita hang berusaha saling mengingatkan tentu saja diharapkan tidak jatuh ke hal yang sama.
Berikutnya adalah apakah kita bisa maju terus, atau masih berkutat di masalah yang sama? Apabila kita masih saja berkutat dan masalah nya sama, maka akan sulit bagi kita untuk maju. Melangkah itu perlu banyak yang digerakkan , mata, kaki, tangan, tubuh kita harus seimbang untuk bisa melangkah . Kita tidak bisa melangkah hanya dengan mata. Kita juga perlu kaki bergerak maju, tangan yang menjaga keseimbangan kita, dan barulah tubuh kita berjalan. Melangkah bukan hanya perlu otak yang memerintahkan semua ini, tapi juga hati. Tanpa hati yang melangkah , maka tentu otak tidak bisa berpikir.
Mari tetap maju, meskipun banyak kesalahan, masalah yang diakibatkan, diakui dan dialami, tapi jangan jera, berusahalah optimal dengan menggunakan semua kemampuan diri untuk memperbaiki, meningkatkan dan memberiKan yang terbaik.
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang
telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku,
Dalam setahun ini, kami menemukan pola menarik diantara tim. Dimana ada yang bisa terus move on, dengan melupakan kesalahan orang lain, ada yang sulit move on karena terlalu berfokus memikirkan masalahnya dengan orang lain. Dalam bekerja sebagai tim, tidak dapat dihindarkan , mungkin kita akan terluka akibat kesalahan orang lain. Tapi apakah kita belajar dari kesalahannya ? Apakah kita berusaha mengingatkannya ? Apakah kita berusaha agar itu tidak terulang lagi ? Atau apakah kita sebaliknya, malah mendiamkannya dan mengakibatkan orang ini melakukan kesalahannya berulang kali.
Untuk bisa membawa orang keluar dari masalahnya, dia harus tahu dulu mengapa dan apa masalahnya . Kemudian berusahalah untuk menghindarinya. Dan mungkin saja, dia bisa jatuh ke kesalahan yang sama, tapi dengan kita hang berusaha saling mengingatkan tentu saja diharapkan tidak jatuh ke hal yang sama.
Berikutnya adalah apakah kita bisa maju terus, atau masih berkutat di masalah yang sama? Apabila kita masih saja berkutat dan masalah nya sama, maka akan sulit bagi kita untuk maju. Melangkah itu perlu banyak yang digerakkan , mata, kaki, tangan, tubuh kita harus seimbang untuk bisa melangkah . Kita tidak bisa melangkah hanya dengan mata. Kita juga perlu kaki bergerak maju, tangan yang menjaga keseimbangan kita, dan barulah tubuh kita berjalan. Melangkah bukan hanya perlu otak yang memerintahkan semua ini, tapi juga hati. Tanpa hati yang melangkah , maka tentu otak tidak bisa berpikir.
Mari tetap maju, meskipun banyak kesalahan, masalah yang diakibatkan, diakui dan dialami, tapi jangan jera, berusahalah optimal dengan menggunakan semua kemampuan diri untuk memperbaiki, meningkatkan dan memberiKan yang terbaik.
Comments