Saat karyawan melakukan kesalahan fatal
Akal Budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran (Amsal 19:11)
Salah seorang dalam tim kami melakukan kesalahan, dan ini sangat fatal. Laporan yang seharusnya disampaikan tidak disampaikan dan mengakibatkan kami harus membayar mahal bahkan sangat mahal untuk ukuran kami untuk segala denda. Semua ini akibat kelalaian dan kelupaan yang dia lakukan.
Dan tim kami yang lain merasa sangat jengkel. Saya sendiri perlu beberapa hari untuk memahami, dan mencoba mencari jalan keluar atas permasalahan ini. Solusi dari saya adalah, memaafkan, tapi dia harus mengganti kerugian yang terjadi , dengan pemotongan gaji. Beberapa benefit untuknya juga ditanggalkan, dan dia menjalaninya hingga sekarang.
Ayat ini mengingatkan kembali atas apa yang saya alami, pada waktu keputusan itu saya coba ambil. Padahal dengan mudah, saya bisa membuatnya keluar dari perusahaan, dipecat tidak terhormat. Dan tentu saja, tetap hal yang sama harus kami hadapi, efek akibat apa yang diperbuatnya.
Tapi saya rasa keputusan yang terbaik, adalah membuatnya untuk tetap bertanggung jawab, dan kami harus melaluinya bersama-sama kembali. Sebagai tim, saya rasa, saya pun mungkin punya andil, karena lemahnya pengawasan, rupanya percaya dan kepercayaan itu tidak bisa dilepas begitu saja, tetap perlu kontrol.
Itulah gunanya akal Budi kita, pikiran yang Tuhan berikan kepada kita. Dan ini juga yang saya anggap menjadi pelajaran berharga bagi saya, untuk apa yang kami jalani selama ini dalam perusahaan.
Akal Budi akan membuat kita menjadi panjang sabar. Dan pada akhirnya , mungkin, pujian akan kita terima karena kesabaran yang kita lakukan.
Pelajaran hang sangat berharga dalam tahun ini, dan menjadi evaluasi untuk tahun yang akan datang.
Salah seorang dalam tim kami melakukan kesalahan, dan ini sangat fatal. Laporan yang seharusnya disampaikan tidak disampaikan dan mengakibatkan kami harus membayar mahal bahkan sangat mahal untuk ukuran kami untuk segala denda. Semua ini akibat kelalaian dan kelupaan yang dia lakukan.
Dan tim kami yang lain merasa sangat jengkel. Saya sendiri perlu beberapa hari untuk memahami, dan mencoba mencari jalan keluar atas permasalahan ini. Solusi dari saya adalah, memaafkan, tapi dia harus mengganti kerugian yang terjadi , dengan pemotongan gaji. Beberapa benefit untuknya juga ditanggalkan, dan dia menjalaninya hingga sekarang.
Ayat ini mengingatkan kembali atas apa yang saya alami, pada waktu keputusan itu saya coba ambil. Padahal dengan mudah, saya bisa membuatnya keluar dari perusahaan, dipecat tidak terhormat. Dan tentu saja, tetap hal yang sama harus kami hadapi, efek akibat apa yang diperbuatnya.
Tapi saya rasa keputusan yang terbaik, adalah membuatnya untuk tetap bertanggung jawab, dan kami harus melaluinya bersama-sama kembali. Sebagai tim, saya rasa, saya pun mungkin punya andil, karena lemahnya pengawasan, rupanya percaya dan kepercayaan itu tidak bisa dilepas begitu saja, tetap perlu kontrol.
Itulah gunanya akal Budi kita, pikiran yang Tuhan berikan kepada kita. Dan ini juga yang saya anggap menjadi pelajaran berharga bagi saya, untuk apa yang kami jalani selama ini dalam perusahaan.
Akal Budi akan membuat kita menjadi panjang sabar. Dan pada akhirnya , mungkin, pujian akan kita terima karena kesabaran yang kita lakukan.
Pelajaran hang sangat berharga dalam tahun ini, dan menjadi evaluasi untuk tahun yang akan datang.
Comments