Jemu berbuat baik

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Galatia 6:9)

Bila mendengar ceritanya, dimana tim yang pernah bekerjasama dengan kami, sekarang berusaha mempengaruhi dan memberikan kesan buruk kepada tim yang ada, saya hanya bisa mengingat senantiasa ayat ini.

Mungkin tidak sadar, seringkali kita masuk ke satu perusahaan, karena kita ingin berkembang. Kita ingin mendapatkan peningkatan baik dalam kemampuan, ataupun pendapatan kita, tapi Sadarkah kita, bahwa seringkali kita masuk dan diterima ke satu perusahaan karena kita merasa sangat membutuhkannya, kita merasa kita tidak punya pilihan lain, kita harus mengambil kesempatan ini, meskipun seringkali kita merasakan kurang. Ya itu pernah saya rasakan, pada waktu, saya memilih pindah dari satu bank ke bank lain, meskipun perbedaan gaji sangat kecil. Meskipun tidak mendapat keuntungan yang lebih, meskipun mungkin ini juga satu-satunya kesempatan yang ada di depan mata, yang terpaksa harus saya ambil.

Kondisinya sangat berbeda, pada saat saya telah memiliki pengalaman cukup, dengan kemampuan yang baik, saya mendapat pekerjaan di salah satu bank terbesar Indonesia, tapi saya malah memilih meninggalkan dan memutuskan kontrak karena saya merasa kurang sreg.

Ini juga yang seringkali melandasi pengambilan keputusan. Bahkan keputusan seorang pengusaha untuk menarik dan mengikat kontrak tim yang bergabung di tempatnya. Tahukah kita, bahwa, seringkali itu juga dilandasi oleh karena kasihan, iba, merasa tertantang untuk mendidik, merasa tertantang untuk meningkatkan kemampuan tim yang baru tergabung. Ini luar biasanya, tanpa sadar, pada saat kita menjadi pengusaha, ada rasa ini yang muncul dari dasar hati, rasa untuk berbuat baik bagi orang lain.

Dan ini saya temui dengan beberapa orang yang saya kenal.

Dan tentu saja menjadi sangat mengesalkan hati pada saat tim yang diharapkan, mengajukan surat pengunduran diri, mengajukan resign dari perusahaan, memilih pindah ke perusahaan kompetitor, atau bahkan mengundurkan diri sepihak dan menghilang tak jelas.

Kembali kita diingatkan, tugas utama seorang pengusaha, selain mengembangkan usahanya, dia harus mengembangkan orang dan tim yang tergabung di dalam perusahaan nya, dia harus tidak jemu-jemu untuk berbuat baik, memberikan kebaikan kepada orang lain, meskipun dia tahu, orang ini penuh banyak intrik, penuh banyak omong tak jelas, dan seringkali menghasut tim yang ada, ini tantangan untuk senantiasa berbuat baik.

Karena apa? Karena usaha kita tidak akan berlalu sia-sia. Kita akan menuai, menikmati hasil dari apa yang kita kerjakan. Mungkin pada saat mereka masih bergabung dengan kita, ataupun pada saat mereka sudah keluar dan memberikan hal terbaik mereka di tempat lain. Ini semua bisa kita rasakan, kita nikmati, pada saat kita tidak menjadi lemah.

Fitnah dan hasutan kepada tim yang ada bersama kita, harus kita lawan, kita pertahankan keyakinan tim kita, untuk senantiasa bersatu, saling mendukung. Meskipun banyak pengaruh buruk yang akan mengganggu kerja tim, pada saat kita menjadi solid, kita akan kuat. Oleh karena itu kita tidak boleh lemah.











Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022