RASA AMAN
MERASA AMAN
Pernahkah Anda berusaha tak terlihat ketika kendaraan polisi
lewat, padahal ia tidak sedang mengejar Anda? Pernahkah kita
berusaha membela diri dalam percakapan, padahal sebenarnya tidak ada
orang yang mengkritik perkataan kita? Kalau pernah, kita takkan
menemui kesulitan saat membaca ayat 1: "orang fasik lari, walaupun
tidak ada yang mengejarnya".
Ada sesuatu yang membuat orang fasik lari. Jelas bukan karena mereka
orang-orang penakut. Pada kenyataannya, orang fasik dalam
kebodohannya bisa melakukan tindakan-tindakan yang berisiko tinggi,
misalnya: menerobos lampu merah, memakai obat terlarang, korupsi,
dan sebagainya. Namun, seperti Adam yang bersembunyi ketika
mendengar langkah Tuhan (Kejadian 3:8), ada nurani yang Tuhan
berikan untuk memberi tahu bahwa ia "tidak aman" di hadapan Tuhan
(bandingkan Roma 1:18). Sebaliknya, "orang benar merasa aman seperti
singa muda". Siapa mereka? Alkitab tidak memaksudkan mereka yang
mengandalkan kebenarannya sendiri, tetapi orang-orang yang
dibenarkan oleh Tuhan (Mazmur 32:1-2), yang hatinya telah
dibersihkan dari nurani yang jahat sehingga beroleh keberanian
menghadap Tuhan, hati mereka tidak lagi menuduh mereka (1 Yohanes
3:21).
Jika kita telah dibenarkan Tuhan, kita akan hidup menundukkan diri
pada Firman-Nya. Aturan manusia yang sesuai dengan Firman Tuhan kita
penuhi bukan karena dikejar rasa bersalah. Aturan manusia yang tidak
sesuai dengan Firman Tuhan kita tentang dengan berani dan berhikmat.
Kebenaran Tuhan itulah modal kita untuk "merasa aman" di hadapan
Tuhan dan manusia. --ELS
RASA AMAN SEJATI DATANG DARI HIDUP YANG SUDAH DIBENARKAN
DAN DISELARASKAN DENGAN KEBENARAN TUHAN.
Sedikit banyak inilah yang harus kita pikirkan pada saat kita memilih jalan mengikut Tuhan sekaligus menjadi entrepreneur, dimana tantangan untuk berbisnis dalam takut akan Tuhan menjadi hal yang tersulit, juga untuk saya...
bagaimana dengan Anda?
Pernahkah Anda berusaha tak terlihat ketika kendaraan polisi
lewat, padahal ia tidak sedang mengejar Anda? Pernahkah kita
berusaha membela diri dalam percakapan, padahal sebenarnya tidak ada
orang yang mengkritik perkataan kita? Kalau pernah, kita takkan
menemui kesulitan saat membaca ayat 1: "orang fasik lari, walaupun
tidak ada yang mengejarnya".
Ada sesuatu yang membuat orang fasik lari. Jelas bukan karena mereka
orang-orang penakut. Pada kenyataannya, orang fasik dalam
kebodohannya bisa melakukan tindakan-tindakan yang berisiko tinggi,
misalnya: menerobos lampu merah, memakai obat terlarang, korupsi,
dan sebagainya. Namun, seperti Adam yang bersembunyi ketika
mendengar langkah Tuhan (Kejadian 3:8), ada nurani yang Tuhan
berikan untuk memberi tahu bahwa ia "tidak aman" di hadapan Tuhan
(bandingkan Roma 1:18). Sebaliknya, "orang benar merasa aman seperti
singa muda". Siapa mereka? Alkitab tidak memaksudkan mereka yang
mengandalkan kebenarannya sendiri, tetapi orang-orang yang
dibenarkan oleh Tuhan (Mazmur 32:1-2), yang hatinya telah
dibersihkan dari nurani yang jahat sehingga beroleh keberanian
menghadap Tuhan, hati mereka tidak lagi menuduh mereka (1 Yohanes
3:21).
Jika kita telah dibenarkan Tuhan, kita akan hidup menundukkan diri
pada Firman-Nya. Aturan manusia yang sesuai dengan Firman Tuhan kita
penuhi bukan karena dikejar rasa bersalah. Aturan manusia yang tidak
sesuai dengan Firman Tuhan kita tentang dengan berani dan berhikmat.
Kebenaran Tuhan itulah modal kita untuk "merasa aman" di hadapan
Tuhan dan manusia. --ELS
RASA AMAN SEJATI DATANG DARI HIDUP YANG SUDAH DIBENARKAN
DAN DISELARASKAN DENGAN KEBENARAN TUHAN.
Sedikit banyak inilah yang harus kita pikirkan pada saat kita memilih jalan mengikut Tuhan sekaligus menjadi entrepreneur, dimana tantangan untuk berbisnis dalam takut akan Tuhan menjadi hal yang tersulit, juga untuk saya...
bagaimana dengan Anda?
Comments