Reformata: Peran Kaum Awam Menangkan Jiwa

Peran Kaum Awam Menangkan Jiwa

Posted : 02 Maret 2011
conversation.gif
Pdt. Yusuf Dharmawan
KATA “awam” dalam bahasa Indonesia berarti “biasa”. Sedangkan orang awam berarti orang biasa, bukan rohaniwan (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Pada persidangan Dewan Gereja- gereja se-Dunia (DGD) yang pertama di Amsterdam, Belanda pada 1948 silam, sudah mulai ditegaskan tentang pentingnya  peranan kaum awam yang mempunyai latar belakang pendidikan yang bermacam-macam. Menurut pernyataan dalam sidang tersebut, jumlah kaum awam mencapai lebih dari 99% dari seluruh anggota gereja, ternyata mempunyai potensi yang sangat besar dalam pertumbuhan gereja. Hanya gereja-gereja belum menyadari hal ini (Andar Ismail).

Ada dua tempat utama pelayanan kaum awam, yaitu di dalam gereja dan di luar gereja. Secara umum kaum awam menghabiskan sebagian besar waktunya di luar gereja. Enam dari tujuh hari dalam seminggu mereka berhubungan dengan dunia sekuler yang juga merupakan dunia orang tidak percaya.  Itulah sebabnya kaum awam mempunyai kesempatan yang luas untuk bersaksi tentang Kristus. Tuhan telah memberikan tugas khusus/spesifik bagi setiap bagian tubuh. Satu bagian  tidak mungkin dipisahkan dengan bagian lainnya.
Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pelayanan kaum awam ini. Hendrik Kraemer menyatakan bahwa kaum awam harus memainkan peran yang sangat signifikan di tengah kehidupan bermas-yarakat, sebagai saksi yang bersemangat, dan pelayanan-nya merupakan bagian integral dari kehidupan gereja. Tampak bahwa, kaum awam ini adalah orang-orang profesional di bi-dangnya masing masing, seperti dokter, ahli hukum atau pendidik. Ba-nyak orang tidak percaya datang untuk berkonsul-tasi dengan para profesional itu.  Inilah kesem-patan emas untuk melakukan penginjilan pribadi. Kesempatan emas ini harus diwujudkan  dengan mempersiapkan kaum awam.

Ada dua prinsip untuk memperlengkapi kaum awam. Pertama, kepemimpinan gereja dipanggil untuk memperleng-kapi pelayanan jemaatnya. Kedua, memperlengkapi jemaat bukan berarti membantu pelayanan hamba Tuhannya, melainkan memperlengkapi jemaat untuk pelayanan mereka sendiri.
Howard Grimes meneliti peran kaum awam sebagai gereja di tengah dunia, melalui kesaksian iman mereka. Mereka meru-pakan gereja diaspora/tersebar. Tentu saja mereka perlu dilatih dan diperlengkapi sebagai saksi.  Ada kemungkinan bahwa mayoritas dari mereka adalah jemaat baru, sehingga perlu diteguhkan sebelum terjun ke masyarakat.  Teologi misi untuk para kaum awam ini harus secara serius dipikirkan. Dan Tuhan dalam kedaulatan-Nya telah menempatkan posisi mereka di dunia ini secara unik. Harus diakui bahwa titik terlemah pelayanan tipe ini adalah persiapan untuk masuk ke masyarakat.

Paul Stevens menyatakan bahwa kaum awam, yang berlatar belakang pengusaha/bisnisman dipanggil untuk melakukan pelayanan khusus bagi gereja dan dunia. Penghasilan yang mereka peroleh dari usaha bisnisnya, dapat dipakai untuk mendukung pelayanan. Mereka dapat melakukan pelayanan mimbar yaitu sebagai pengkhotbah awam, dari satu tempat ke tempat lain. Biaya perjalanan tidak dibebankan kepada gereja, tetapi dibiayai oleh mereka sendiri. Seperti Paulus yang membuat tenda, dan uang hasil penjualan tenda dipergunakan untuk biaya  perjalanannya.
Ada tiga kategori peran utama kaum awam: pertama, melayani orang tidak percaya. Tanggung jawab pengikut Kristus untuk mencari orang terhilang itu dan menjadikan murid. Kedua,  melayani di masyarakat.  Tugas orang Kristen adalah menjadi ragi dunia. Mereka sebagai saksi Kristus dalam cara khusus di dunia sekuler. Ketiga, mela-kukan pelayanan khusus.  Mereka terpanggil untuk meng-hidupi diri sendiri dan  melayani yang lain sebagai respons dari pemanggilan Yesus untuk pemuridan dan pelayanan.

Melayani orang tidak percaya
Alkitab jelas mengajarkan bahwa orang di luar Kristus adalah mereka yang terhilang selama lamanya.  Amanat Agung meyakinkan bahwa perintah untuk “pergi dan menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus” termasuk konsep meme-nangkan jiwa.  Problem dalam me-ngomunikasikan Injil ke orang tidak per-caya berakar dari sikap jemaat gereja itu sendiri. Sikap ini terjadi karena pengaruh ajaran gereja. Gereja ingin orang-orang di luar gereja menjadi seperti mereka, misal dalam berpakaian atau potongan rambut dsb. Untuk gereja tipe ini tanda-tanda perubahan atau keotentikan beragama adalah bila orang orang baru sudah mengikuti/mengadaptasi gaya yang berlaku di gereja tsb.

Untuk mengatasi kesulitan mengomunikasikan Injil itu, gereja harus mempersiapkan kaum awamnya dengan ber-bagai cara misalnya,  pembinaan konseling, sel grup, dan pelayanan kaum awam. Di dunia ini banyak jiwa yang terhilang dan buta dalam dosa. Satu-satunya harapan para pekerja datang ke dunia membawa Injil keselamatan dan membawa mereka ke Kristus, Juruselamat. Jangan tinggalkan mereka tetapi bekerja bersama dengan penuh iman dan kesabaran sampai mereka menjadi Kristen yang berbuah bagi dunia.

Melayani di masyarakat
Kaum awam menghabiskan hampir seluruh waktunya di dunia sekuler. Di masyarakat mereka harus hidup seperti yang diajarkan iman Kristen. Oleh karena itu mereka harus dapat mempertahankan iman mereka, bahkan menjadi teladan dan berbagi dengan yang lain. Tindakan mereka adalah bersaksi tentang Kristus dan apa yang telah Ia lakukan untuk manusia. Pelayanan yang berhubungan dengan manusia harus di bawah perintah Kristus yaitu ‘kasihilah sesamamu manusia’. Dengan melakukan hal ini,  perubahan besar dalam masyarakat non-Kristen akan terjadi. Kaum awam harus dianggap sebagai partner dalam pelayanan dan dikenal sebagai saksi Tuhan di masyarakat bisnis.

Melakukan pelayanan khusus
Pada umumnya, pelayanan khusus ini mengacu pada pelayanan yang tidak dibayar sama sekali. Sebagai seorang profesional atau pengusaha, mereka hidup dari pekerjaan mereka. Mereka harus terus dilatih agar semakin profesional dalam berkhotbah dan diyakinkan bahwa mereka dapat mengikuti pendidikan teologi dengan baik. 
Seringkali gereja kurang memperhatikan potensi jemaat atau kaum awamnya. Pusat perhatian gereja hanya kepada hamba Tuhan saja, sedangkan kaum awam seolah-olah hanya ada kalau diperlukan dana dan tenaganya dalam kegiatan gereja, padahal sebenarnya yang dapat dilakukan kaum awam/jemaat lebih dari itu. Melalui kesaksian kaum awam yang aktif, gereja dapat memasuki dunia sekuler dengan segala realitanya. Melalui mereka, terang Kristus dapat menyinari keadaan dan tempat di mana mereka berada dan bekerja.v
 Pendeta Gereja Reformasi Indonesia (GRI) Antiokhia, Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu