Kenapa harus kuatir?

Memasuki awal tahun 2009, ada yang berbeda. Tidak hanya karena saya dapat menghabiskan waktu banyak bersama keluarga (dan saya yakin juga banyak orang bisa melakukan itu) karena libur yang panjang di awal tahun. Tetapi juga panas terik, suasana macet, serangan Israel yang membabibuta ke tanah Palestina - semuanya seolah mendukung tahun ini tahun 'panas'.

Tapi toh, perasaan 'panas' tidak hanya dimiliki oleh bangsa palestina saat ini. Mungkin sebagian besar orang dan umat dunia juga bertanya-tanya dan kuatir tentang segala sesuatunya di tahun 2009 ini.

Saya dengar dari tante saya tentang bagaimana orang-orang di Amerika mulai berhemat, tidak membeli makanan segar, tetapi membeli makanan kaleng lebih banyak. Bagaimana mereka sekarang mulai mengurangi makan di luar rumah, dan semua kembali ke rumah untuk makan, memasak sendiri.

Itu baru dari Amerika yang saya dengar, entah benar atau tidak. Tidak tahu dengan belahan dunia yang lain, atau mungkin di negara kita sendiri. Saya belum lihat orang mulai berhemat. Mereka tahu akan menghadapi dan memasuki krisis seperti 10 tahun yang lalu, di masa tahun 97-98, tetapi seolah semua cuek saja pada awal tahun ini.

Yang kuatir itu kebanyakan disuarakan di gereja mungkin ya. Awal tahun saja telah membahas bagaimana kita harus berserah kepada Yesus tentang segala hal pada tahun 2009 ini. Saya belum lihat di tempat lain orang bicara tentang hemat, hidup hemat, semuanya masih biasa saja.

Ya toh, untuk apa kuatir? Dengan kondisi yang ada sekarang ini, paling tidak, di awal tahun harus dikebut untuk mendapatkan pekerjaan jangka panjang, melewati masa krisis siklus I hingga april 2009. Berharap yang terbaik setelah Pemilu legislatif.

Kemudian mencari milestone selanjutnya untuk memasuki September 'kelabu' karena pastinya semua orang akan berkonsentrasi mengamati siapa calon presiden berikutnya.

Kuatir mungkin wajar. Dengan kuatir, saya bisa memperkirakan langkah yang harus saya ambil di awal tahun ini, tetapi tidak membuat saya ragu. Malah membuat saya semakin mantap.

Kuatir mungkin juga wajar, karena toh kita senantiasa kuatir. Dengan kuatir, mungkin kita akan sadar, kita ini manusia, apapun usaha kita, tetap membutuhkan Yesus - sang penguasa hidup untuk menjalani hidup ini.

Kuatir mungkin juga tepat untuk membuat usaha apapun yang kita lakukan, kita melibatkan Yesus di dalamnya. Dan ini semua lah yang membantu saya memikirkan dengan baik apa yang tepat saya jalani di tahun 2009 ini , bersama Kristus tentunya.

selamat kuatir dalam Yesus!

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022