Sudahkah kita terima?
Jesus My CEO - 17 September 2008
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)
Membaca ayat ini sungguh mengagumkan. Bayangkan saja, pertama - apa saja yang kamu minta (jelas kita banyak meminta dibandingkan memberi kepada Tuhan), kedua -- percayalah bahwa kita telah (baca: sudah) menerimanya. Apa saja yang kita minta sudah kita terima. Ketiga -- maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dia akan (baca:telah) memberikannya untuk kita. Artinya, seringkali kita meminta, seolah kita telah (bahkan sudah) menerimanya. Wah, saya jadi malu nich, harus mengecek ulang dulu, apakah yang saya minta, benar saya sudah terima tetapi saya tidak atau kurang menyadarinya.
Tapi ada satu hal yang saya minta, benar menjadi nyata. Saya meminta kepada Tuhan. Saya meminta dulu, yaitu menjadi pimpinan perusahaan. Dan benar, umur 30, Tuhan memberikannya. Tapi ada hal yang saya minta di mid 2004, berkaitan dengan suatu peluang proyek besar yang saya incar pada waktu itu, tidak Tuhan jawab. Dan saya mengingat 1 Kor 2:15 "supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah". Dan sungguh, saya membayar mahal untuk semua 'ketergantungan' saya pada hikmat manusia, dan kekuatan diri sendiri.
Hati nurani saya bergejolak pada waktu itu, dan bertanya-tanya, apakah ini yang Tuhan berikan? Ataukah ini Tuhan tidak inginkan, sehingga semua terjadi seperti ini? Menurut Gary dan Anne Marrie Ezzo, ada 4 aktifitas hati nurani, yaitu: memberikan peringatan, tuduhan, mendorong dan meneguhkan. Aktifitas nurani menuduh lebih besar akibat kegagalan dan kepahitan bisnis yang saya alami pada waktu itu. Tetapi akhirnya saya sadar, dan untungnya belum terlambat untuk mengakui semua itu, dan juga mengakui bahwa saya telah menerima yang seharusnya saya terima dari Tuhan.
Dan pemulihan itu pun berlangsung, membutuhkan waktu memang, tapi semuanya melegakan, dan aktifitas nurani lainnya pun saya rasakan, saya didukung, saya didorong dan semakin diteguhkan. Saya tahu dengan pasti, saya menerima yang telah saya minta kepada Tuhan, baik dalam kehidupan pribadi - keluarga - pelayanan, tetapi saya tahu dengan pasti juga, bahwa ini semua belum sempurna, belum selesai, Ia masih mau memberikan yang lainnya, yang lebih besar, yang lebih baik dengan beragam kondisinya, masalahnya, apakah saya memintanya atau tidak.
Thankz God.
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)
Membaca ayat ini sungguh mengagumkan. Bayangkan saja, pertama - apa saja yang kamu minta (jelas kita banyak meminta dibandingkan memberi kepada Tuhan), kedua -- percayalah bahwa kita telah (baca: sudah) menerimanya. Apa saja yang kita minta sudah kita terima. Ketiga -- maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dia akan (baca:telah) memberikannya untuk kita. Artinya, seringkali kita meminta, seolah kita telah (bahkan sudah) menerimanya. Wah, saya jadi malu nich, harus mengecek ulang dulu, apakah yang saya minta, benar saya sudah terima tetapi saya tidak atau kurang menyadarinya.
Tapi ada satu hal yang saya minta, benar menjadi nyata. Saya meminta kepada Tuhan. Saya meminta dulu, yaitu menjadi pimpinan perusahaan. Dan benar, umur 30, Tuhan memberikannya. Tapi ada hal yang saya minta di mid 2004, berkaitan dengan suatu peluang proyek besar yang saya incar pada waktu itu, tidak Tuhan jawab. Dan saya mengingat 1 Kor 2:15 "supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah". Dan sungguh, saya membayar mahal untuk semua 'ketergantungan' saya pada hikmat manusia, dan kekuatan diri sendiri.
Hati nurani saya bergejolak pada waktu itu, dan bertanya-tanya, apakah ini yang Tuhan berikan? Ataukah ini Tuhan tidak inginkan, sehingga semua terjadi seperti ini? Menurut Gary dan Anne Marrie Ezzo, ada 4 aktifitas hati nurani, yaitu: memberikan peringatan, tuduhan, mendorong dan meneguhkan. Aktifitas nurani menuduh lebih besar akibat kegagalan dan kepahitan bisnis yang saya alami pada waktu itu. Tetapi akhirnya saya sadar, dan untungnya belum terlambat untuk mengakui semua itu, dan juga mengakui bahwa saya telah menerima yang seharusnya saya terima dari Tuhan.
Dan pemulihan itu pun berlangsung, membutuhkan waktu memang, tapi semuanya melegakan, dan aktifitas nurani lainnya pun saya rasakan, saya didukung, saya didorong dan semakin diteguhkan. Saya tahu dengan pasti, saya menerima yang telah saya minta kepada Tuhan, baik dalam kehidupan pribadi - keluarga - pelayanan, tetapi saya tahu dengan pasti juga, bahwa ini semua belum sempurna, belum selesai, Ia masih mau memberikan yang lainnya, yang lebih besar, yang lebih baik dengan beragam kondisinya, masalahnya, apakah saya memintanya atau tidak.
Thankz God.
Comments