Pengusaha cemas?

JesusmyCEO 9 Sep 2008

Kehidupan Doa Pengusaha

"Tetapi aku berseru kepada Allah, dan Tuhan akan menyelamatkan aku. Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Ia mendengar suaraku. (Mazmur 55:17,18)


Mungkin tidak sedikit aku merasa cemas, cemas akan hari ini, cemas akan masa depan, cemas apakah aku masih sanggup menjalani ini semua, cemas apakah aku masih sanggup menggaji semua karyawan pada bulan ini, tetapi toh, nyatanya, sudah sejak juli 2005 ini semua berjalan tanpa aku sadari. Dari mulai sendirian, hingga ber-sembilan orang saat ini. Semua kecemasan ku ternyata tidak terbukti.

Menjadi pengusaha, harus meyakini satu hal yang pasti - pemeliharaan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan kepada para pengusaha sangatlah kuat. Tuhan tahu dengan pasti, tanpa pengusaha mungkin roda ekonomi tidak akan bergerak. Tidak banyak orang bisa bekerja. Dengan tidak bekerja, maka banyak orang akan sulit makan, sulit belajar, maka habislah apa yang Tuhan sudah bangun selama ini.

Menjadi pengusaha ternyata memang merupakan salah satu siklus kehidupan yang Tuhan rancang. Dan Tuhan dengan pasti meminta kita, para pengusaha ataupun calon pengusaha untuk selalu berdoa dan berusaha.

Tidak sedikit mungkin doa belum dijawab. Seperti sekarang ini, kami sedang menantikan pemeliharaan Tuhan selanjutnya dalam proyek2 selanjutnya. Tapi tokh, memang kami harus bersabar. Sudah 2 bulan belum ada pekerjaan besar lainnya, ya yang kecil Tuhan berikan.

Ketidakpastian, terutama dalam hal ekonomi akan sangat pasti kita rasakan terus dalam hidup kita. Bahkan untuk orang tertentu yang hidupnya bergelimang uang pun, mereka merasakan kecemasan yang sama, tentu saja dengan tingkat kecemasan yang berbeda.

Masalahnya hanya satu. Apakah kita membawa kecemasan kita itu kepada Tuhan atau tidak? Acapkali dalam doa pengampunan dosa saya di gereja, saya berdoa mohon ampun karena saya kurang melibatkan Tuhan dalam kehidupan saya tiap hari. Doa seolah kurang, karena kita hanya menantikan jawaban doa, tanpa menelaah mengapa doa kita belum dijawab Tuhan. Itulah yang harus terus kita sadari. Doa kita bukan untuk mengatur Tuhan, tetapi meminta kasih Tuhan kepada hidup kita. Ia mendengar suara kita, dan jawabanNya? ya terserah Dia yang menjawab. Bisa YA, bisa TIDAK, bisa BELUM.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu