Menghadapi Kegagalan

  KEGAGALAN ITU SELALU TERJADI

Semua manusia pernah gagal -- hanya Yesus satu-satunya manusia yang
tidak pernah gagal. Kegagalan itu tidak hanya sekali kita temui,
bahkan berkali-kali. Meskipun begitu, ada pepatah kuno mengatakan,
"Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda." Saya rasa itu benar,
asal kita mampu memetik pelajaran dari kegagalan tersebut. Tidak
hanya itu, kita juga harus menyadari bahwa Tuhan dapat memakai
kegagalan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

Karena itu, dalam edisi Juni 2008 ini, Redaksi e-Leadership
menyajikan hal-hal yang harus diketahui mengenai kegagalan dari
sudut pandang Kristen, juga dari sudut pandang non-Kristen, yang
tentunya tidak menentang prinsip kekristenan. Selain itu, bagaimana
seharusnya sikap orang Kristen dalam menghadapi kegagalan, kami
sajikan dalam kolom Tips. Kegagalan juga tidak dapat dihindari oleh
Thomas Edison, seorang penemu besar. Kami harap kisahnya dapat
menjadi inspirasi bagi Anda dalam menghadapi sebuah kegagalan.

Kiranya apa yang kami sajikan dapat membantu Anda dalam memimpin dan
menjalani hidup dengan lebih baik lagi. Jangan terus-menerus
tenggelam dalam penyesalan karena kegagalan, belajarlah dari sebuah
kegagalan dan berusahalah menjadi lebih baik, maka kesuksesan akan
Anda tuai.

Selamat menyimak!

Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Dian Pradana

"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan
kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab
TUHAN menopang tangannya."
(Mazmur 37:23-24)
< p="Mazmur+37:23,24">

==================================**==================================

BANYAK ORANG GAGAL YANG TIDAK MENYADARI BETAPA DEKATNYA MEREKA
DENGAN KESUKSESAN KETIKA MEREKA MENYERAH.

==================================**==================================
ARTIKEL 1

MENGHADAPI KEGAGALAN

Adalah hal yang alami jika kita ingin sukses dalam hidup. Bukankah
menyenangkan jika kita dapat mencapai tujuan-tujuan kita. Sebagai
orang Kristen, kita akan sangat senang saat kita merasa kerja keras
kita diberkati oleh Tuhan.

Namun, kita juga sering mengalami kegagalan dalam kehidupan Kristen
kita. Terkadang sesuatu nampak seperti sebuah kegagalan meski tidak
bisa pula dikatakan kegagalan, dan kadang kegagalan itu hanyalah
kegagalan kecil. Kita semua membuat kesalahan. Tanpa kegagalan, kita
tidak akan pernah belajar. Tanpa kegagalan, Tuhan tidak akan pernah
bisa benar-benar memulai karya-Nya dalam hidup kita. Tapi bukan
berarti kita harus mencoba untuk gagal! Tuhan ingin agar kita sukses
-- tapi kesuksesan menurut-Nya kadang-kadang tidak sama dengan
ukuran kita akan sebuah kesuksesan.

Seperti sebuah kata-kata bijak: "Jika Anda sudah mencoba melakukan
sesuatu dan gagal, Anda jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa
pun, namun meraih kesuksesan."

Ingat dalam Lukas 5:1-11 saat Yesus menyuruh Simon untuk melemparkan
jalanya lagi ke laut. Simon mengaku bahwa ia gagal menangkap ikan.
Mereka sudah mencoba sepanjang malam dan tidak mendapat ikan sama
sekali. Namun, Simon taat pada Yesus dan menangkap banyak sekali
ikan dengan jala yang dilemparkannya ke laut.

Pada akhirnya, sukses dan kegagalan bukanlah masalah utama bagi
hidup Kristen. Namun masalah utamanya adalah ketaatan kita pada
perintah Tuhan. Ketaatan pada akhirnya akan berbuah berkat-berkat
yang dari Tuhan -- kesuksesan menurut-Nya. (t/Dian)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: John Mark Ministries
Judul asli artikel: Dealing With Failure
Penulis: Kim Thoday
Alamat URL: http://jmm.aaa.net.au/articles/2725.htm

==================================**==================================
ARTIKEL 2

DAPATKANLAH DEFINISI BARU DARI KEGAGALAN SERTA SUKSES
Diringkas oleh: Puji Arya Yanti

Perbedaan antara kebesaran dengan yang biasa-biasa saja, sering kali
terletak pada bagaimana seorang individu memandang kekeliruan.
(NELSON BOSWELL)

Seorang pemain "baseball" liga besar untuk yang kelima kalinya gagal
mencetak gol di Montreal, hal tersebut berarti menjadi kegagalan 133
kalinya dalam karier profesionalnya pada 6 Agustus 1999.

Apakah pemain tersebut berkecil hati dan merasa gagal malam itu?
Tidak. Karena dalam pertandingan yang sama, ia telah mencetak gol
ke-3.000 kalinya. Sebuah prestasi yang hanya pernah dicapai oleh dua
puluh satu pemain lainnya dalam sejarah "baseball". Pemain tersebut
adalah Tony Gwynn dari San Diego Padres.

BAGAIMANAKAH ANDA MENDEFINISIKAN KEGAGALAN?
Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi orang dengan kegagalan
adalah bahwa mereka terlalu cepat menilai situasi-situasi tersendiri
dalam hidup mereka dan mengecapnya sebagai kegagalan. Sebenarnya,
mereka perlu mengingat gambaran besarnya. Seseorang seperti Tony
Gwynn tidaklah memandang kegagalannya mencetak gol sebagai suatu
kegagalan. Ia memandangnya dalam konteks gambaran besarnya.
Perspektifnya membawa kepada ketekunan. Ketekunannya membawa kepada
daya tahan. Dan daya tahannya memberinya kesempatan untuk meraih
sukses.

KEGAGALAN BUKANLAH ....
Ketika Anda mengubah perspektif tentang kegagalan, Anda akan
terbantu untuk bertekun sehingga mencapai keinginan Anda. Jadi,
bagaimanakah seharusnya kita menilai kegagalan?

1. Orang Menyangka Kegagalan Itu Dapat Dihindarkan; Padahal Tidak.

Semua orang pernah gagal, bersalah, dan membuat kekeliruan.
Seperti halnya ungkapan Paus Alexander, "Bersalah itu manusiawi,
mengampuni itu ilahi." Berikut ini disebut "Aturan sebagai
Manusia", sebuah daftar yang menggambarkan dengan baik kondisi
kita sebagai manusia.

Aturan 1: Anda pasti akan mendapatkan pelajaran.
Aturan 2: Kekeliruan itu tidak ada, yang ada hanyalah pelajaran.
Aturan 3: Pelajaran akan diulangi hingga dipahami benar.
Aturan 4: Jika pelajaran yang mudah tidak Anda pahami juga, akan
menjadi semakin sulit. (Kepedihan adalah salah satu
cara alam semesta menarik perhatian Anda.)
Aturan 5: Anda akan tahu bahwa pelajarannya telah benar-benar
Anda pahami jika tindakan Anda berubah.

2. Orang Menyangka Kegagalan Itu Suatu Peristiwa; Padahal Bukan.

Jika Anda gagal dalam suatu ujian, itu tidaklah berarti Anda
gagal dalam suatu peristiwa. Sukses bukanlah suatu tujuan atau
tempat yang akan Anda capai suatu hari nanti, melainkan suatu
perjalanan. Apakah nantinya Anda akan sukses atau tidak adalah
tergantung pada apa yang Anda lakukan hari demi hari. Dengan kata
lain, sukses adalah suatu proses.

Demikian juga kegagalan adalah suatu proses. Kegagalan bukanlah
suatu tempat di mana Anda tiba. Sama halnya sukses bukan suatu
peristiwa, demikian juga dengan kegagalan. Tidak seorang pun
dapat menyimpulkan bahwa ia telah gagal sampai hembusan napas
terakhirnya. Hingga saat itu, ia masih dalam proses, dan jurinya
masih belum ada.

3. Orang Menyangka Kegagalan Itu Objektif; Padahal Tidak.

Jika Anda membuat kekeliruan, apakah yang menentukan bahwa
tindakan tersebut adalah sebuah kegagalan atau bukan? Apakah Anda
melihat besarnya persoalan yang timbul atau jumlah uang yang
harus dikorbankan karenanya? Apakah ditentukan oleh seberapa jauh
Anda dimarahi oleh bos atau dikritik oleh rekan sekerja Anda?
Tidak. Kegagalan tidak ditentukan oleh hal-hal tersebut. Persepsi
tentang kekeliruan serta respons Anda terhadapnyalah yang
menentukan apakah tindakan Anda itu kegagalan atau bukan. Dan hal
itu bersifat subjektif.

4. Orang Menyangka Kegagalan Itulah Musuhnya; Padahal Bukan.

Kebanyakan orang berusaha menghindari kegagalan seperti wabah
penyakit. Mereka takut gagal. Namun, untuk meraih sukses
diperlukan kegagalan. Orang yang memandang kegagalan sebagai
musuh tertawan oleh mereka yang menaklukkan kegagalan. Amatilah
setiap orang yang meraih prestasi, maka Anda akan menemukan orang
yang tidak memandang kegagalan sebagai musuh. Hal itu benar dalam
setiap jenis upaya. Ahli musik, Eloise Ristad, menekankan bahwa
"jika kita memerbolehkan diri kita gagal, di saat yang sama kita
memerbolehkan diri kita sukses".

5. Orang Menyangka Kegagalan Itu Tak Mungkin Dibalikkan; Padahal
Mungkin.

Sebuah ungkapan kuno di Texas mengatakan: "Tak menjadi soal
berapa banyak susu yang Anda tumpahkan asalkan Anda tidak
kehilangan sapinya." Dengan kata lain, kekeliruan itu mungkin
untuk dibalikkan. Persoalan datang hanya jika Anda hanya
memandang susu yang tumpah dan bukan gambaran besarnya. Orang
yang memiliki perspektif yang tepat menyangkut kegagalan tidaklah
menjadi kecil hati karenanya. Peliharalah perspektif yang baik
menyangkut segalanya. Setiap peristiwa, baik atau buruk, adalah
suatu langkah kecil dalam proses menjalani kehidupan.

6. Orang Menyangka Kegagalan Itu Suatu Tanda yang Memalukan; Padahal
Bukan.

Kekeliruan bukanlah tanda yang permanen. Seperti itulah
seharusnya cara pandang kita terhadap kegagalan. Apabila Anda
membuat kekeliruan, janganlah berkecil hati karenanya. Dan
janganlah menganggapnya sebagai tanda yang memalukan. Jadikanlah
setiap kegagalan sebagai langkah menuju sukses.

7. Orang Menyangka Kegagalan Itu Final Sifatnya; Padahal Tidak.

Sesuatu yang tampak sebagai kegagalan besar tidak perlu
menghalangi Anda meraih prestasi. Renungkan cerita tentang Sergio
Zyman, otak di balik New Coke. Sesuatu yang dipandang oleh Robert
McMath, seorang konsultan pemasaran, sebagai salah satu kegagalan
produk sepanjang zaman. Zyman, yang sukses memerkenalkan Diet
Coke, memercayai bahwa Coca-Cola harus berani membalikkan
kemerosotan pangsa pasarnya selama dua puluh tahun terhadap
Pepsi. Dengan solusi tidak lagi menawarkan minuman yang telah
populer selama hampir seratus tahun, mengubah formulanya, dan
menawarkannya sebagai New Coke. Ternyata orang-orang membenci New
Coke dan mengakibatkan Zyman harus meninggalkan perusahaan.

Persoalannya dengan New Coke tidak mengecilkan hati Zyman. Ia
tidak menganggap upayanya itu sebagai suatu kekeliruan maupun
kegagalan. Ia mengatakan strategi itu memang tidak berhasil.
Namun, totalitas dari langkah tersebut akhirnya membawa hasil
yang positif. Kembalinya Coca-Cola Classic menjadikan perusahaan
tersebut lebih kuat.

SEMUANYA TERGANTUNG PADA CARA ANDA MEMANDANGNYA
Cobalah memandang segalanya dari perspektif yang benar. Jangan hanya
memfokuskan perhatian pada titik ekstrim dari kesuksesan atau
kegagalan, dan memusatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa
tertentu dalam hidup Anda. Jika hal itu Anda lakukan, Anda akan
memiliki filosofi kehidupan seperti yang dimiliki oleh Rasul Paulus,
yang dapat mengatakan, "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam
segala keadaan." Makna yang sangat dalam, mengingat Paulus sempat
kandas kapalnya, dicambuki, dipukuli, dilempari batu, dan dipenjara.
Lewat semua itu, imannya memungkinkannya memelihara perspektif yang
benar. Paulus sadar bahwa selama ia melakukan apa yang harus
dilakukannya, cap dirinya sebagai orang sukses ataupun pecundang
tidaklah menjadi soal.

Kehidupan setiap orang penuh dengan kekeliruan serta pengalaman yang
negatif. Namun, orang-orang yang mengubah kegagalannya menjadi
sebuah batu loncatan mampu memandang kekeliruan atau pengalaman
negatif sebagai bagian yang biasa dari hidupnya, belajar darinya,
dan kemudian maju terus. Mereka bertekun untuk mencapai maksud atau
tujuan dalam hidupnya.

Karena jalan menuju prestasi pasti melewati kegagalan. Kebenaran ini
berdiri teguh di antara setiap manusia yang memunyai impian dengan
tercapainya impian tersebut. Kabar baiknya adalah bahwa semua orang
dapat berhasil melalui kegagalan. Terlalu banyak orang yang percaya
bahwa seharusnya prosesnya mudah dan masing-masing kita harus
membuat pilihan. Apakah kita bersedia selamanya tidur dan
mati-matian menghindari kegagalan atau bangun dan menyadari bahwa
kegagalan hanyalah harga yang harus dibayar untuk meraih sukses?

Jika kita belajar memahami dan memakai definisi baru dari kegagalan
itu, kita akan bebas melangkah maju dan mengubah kegagalan menjadi
sebuah batu loncatan.

Diringkas dari:
Judul buku: Failing Forward
Judul bab: Mendefinisikan Ulang Kegagalan serta Sukses
Judul artikel: Dapatkanlah Definisi Baru dari Kegagalan serta Sukses
Penulis: John C. Maxwell
Penerjemah: Arvin Saputra
Penerbit: Interaksara, Batam 2001
Halaman: 33 -- 47

==================================**==================================
TIPS

BAGAIMANA MENGHADAPI KEGAGALAN
Diringkas oleh: Dian Pradana

Berikut ini adalah beberapa langkah menghadapi kegagalan menurut
prinsip Kristen.

1. Terima fakta bahwa Tuhan memahami kegagalan Anda.

Sangat sulit bagi kita untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan
jika Anda sendirian dan tidak seorang pun yang memahami kegagalan
yang Anda alami. Faktanya memang demikian -- orang lain mungkin
terkejut dengan kegagalan-kegagalan yang Anda alami dalam hidup,
namun Tuhan tidak. Mazmur 103:13-14 mengatakan, "Seperti bapa sayang
kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang
takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa
kita ini debu." Saat Tuhan melihat kehidupan dan kegagalan Anda, Ia
tidak terkejut, Ia ingat dari apa Anda diciptakan, Ia tahu bahwa
Anda mewarisi sifat dosa. Tuhan tidak terkejut akan
kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam hidup manusia. Bahkan,
berdasar pada orang-orang yang dipakai-Nya, saya rasa Ia lebih dari
sekadar memahami kegagalan -- Ia memakai mereka! Ia memakai seorang
pembohong dan membuatnya menjadi Bapa Orang Israel; Ia memakai
seorang pembunuh yang penuh amarah dan membuatnya menjadi pemimpin
Israel mengarungi gurun selama empat puluh tahun; Ia memakai seorang
sundal, agak sulit untuk menemukan orang-orang yang tidak pernah
mengalami kegagalan, yang akhirnya dipakai Tuhan dengan cara yang
luar biasa. Tuhan tidak hanya tidak terkejut, Ia sebenarnya adalah
ahlinya dalam menggunakan orang-orang yang gagal untuk merampungkan
tujuan-tujuan-Nya. Yohanes 2:24-25 mengatakan, "Tetapi Yesus sendiri
tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal
mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian
kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam
hati manusia." Ayat itu semakin menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah
terkejut dengan kegagalan Anda. Ia memahami kegagalan Anda jauh
melebihi pemahaman Anda sendiri. Ia melihat kegagalan tersebut jauh
sebelum melihatnya terjadi. Sungguh suatu hal yang menakjubkan
karena Tuhan memahami kegagalan dan dosa Anda -- tidak peduli betapa
buruknya itu! Itulah langkah pertama dalam menghadapi kegagalan
Anda; terimalah bahwa Tuhan memahami kegagalan Anda.

2. Percaya bahwa kasih dan pengampunan Allah dapat mengatasi
kegagalan Anda.

Percayalah bahwa seburuk apa pun dosa dan kegagalan Anda, kasih dan
pengampunan Tuhan dapat mengatasinya. Yesaya 1:18 mengatakan,
Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu
merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun
berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu
domba. Ayat itu menggambarkan bahwa Tuhan adalah ahlinya dalam
membersihkan jiwa. Tidak peduli berapa lamanya jiwa Anda dinodai
dengan kegagalan, tidak ada noda kegagalan yang mustahil untuk Tuhan
basuh dan bersihkan. Roma 5:20 mengatakan, "Tetapi hukum Taurat
ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana
dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah." Semakin kita berdosa, semakin Tuhan menunjukkan
kebaikan dan pengampunan. Kasih dan pengampunan Tuhan dapat
mengatasi kegagalan Anda. Seseorang berkata kepada seorang ahli
teologi, Karl Bath, tentang apa yang akan dia katakan kepada Aldolf
Hitler, dan ia menjawab: "Yesus telah mati untuk menebus dosa Anda."
Ron Nikkel, kepala Prison Fellowship International, mengatakan
kepada para napi, "Kita tidak tahu siapa di antara kita yang akan
masuk surga. Yesus mengatakan bahwa akan ada banyak orang yang
terkejut: `Tidak semua orang yang berseru, "Tuhan, Tuhan," akan
masuk Kerajaan Surga.` Namun kita tahu bahwa beberapa pencuri dan
pembunuh akan ada di sana. Yesus menjanjikan surga pada seorang
pencuri di kayu salib, dan Rasul Paulus pun dulunya adalah seorang
pembunuh." Anugerah itu tak terbatas! Kita tidak perlu kuatir bahwa
dosa kita terlalu besar untuk Tuhan bersihkan. Paulus menulis dalam
1 Timotius 1:13-15: "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang
penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya,
karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar
iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: `Kristus Yesus
datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,` dan di antara
mereka akulah yang paling berdosa."

Salah satu kebohongan terbesar iblis adalah bahwa dosa kita terlalu
besar bagi anugerah Tuhan. Edwin Lutzer pernah mengatakan, "Kematian
Kristus di kayu salib adalah untuk menebus semua dosa kita, dosa
masa lalu, masa kini, dan masa depan. Setiap dosa yang akan kalian
perbuat, telah ditebus. Tidak ada dosa yang Anda lakukan yang tidak
termasuk dalam karya penebusan Kristus." Bahkan, katanya, "Blunder
terbesar orang-orang Kristen bukanlah kegagalan mereka untuk hidup
dalam Kristus, namun saat mereka tidak memahami pengampunan Tuhan
atas dosa, kegagalan, dan kesalahan. Kita akan sukses saat kita
memahami pembenaran Tuhan atas kegagalan kita." Saya mungkin akan
terkejut dengan kegagalan yang Anda lakukan, tapi Tuhan tidak; saya
mungkin tidak tahu, tapi Dia mengerti, dan kasih dan pengampunan-Nya
dapat mengatasi apa yang telah Anda lakukan -- apa pun itu.
Pengampunan Tuhan sama baiknya untuk dosa yang besar dan yang kecil.

3. Akui kegagalan Anda kepada Tuhan. Dikatakan di 1 Yohanes 1:8-9,
"Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu
diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan."

Kata "pengakuan" berarti mengakui kegagalan kita kepada Tuhan. Saat
kita datang mengaku dosa pada Tuhan, apa yang kita lakukan adalah
mengaku pada-Nya tentang keadaan yang sebenarnya dan pada saat itu,
Tuhan mengatakan, "Aku akan mengampunimu. Aku tidak akan membuatmu
putus asa. Kapan pun, saat kamu mengaku dosa kepada-Ku, Aku akan
mengampunimu dan memurnikanmu." Beberapa orang tidak melakukan hal
ini. Mereka menganggap bahwa Tuhan adalah seorang raksasa yang tak
sabar ingin segera menghempaskan mereka dengan penuh amarah.
Faktanya, Tuhan tidak terkejut dengan kegagalan Anda. Kasih dan
pengampunan Tuhan cukup besar untuk mengatasi kegagalan Anda dan
Tuhan sudah berjanji bahwa Ia akan mengampuni dosa Anda -- seberapa
pun besarnya itu -- saat Anda mengaku pada-Nya dan memohon
ampunan-Nya. Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa Tuhan sudah
jera dengan Anda, namun Ia tidak pernah jera. Mungkin Anda lelah
mengaku dosa pada-Nya, tapi Ia tak pernah lelah mendengar pengakuan
Anda dan mengampuni Anda. Yesaya 44:22 mengatakan, "Aku telah
menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan
angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah
kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!" Tuhan tidak akan marah
dengan Anda jika Anda hanya bergantung pada kematian Kristus.
Pertanyaan-Nya sekarang, apakah Anda sudah mengampuni diri Anda
sendiri? Jika Kristus telah menebus kegagalan Anda, mengapa Anda
harus terus menyesalinya? Terimalah bahwa Tuhan memahami kegagalan
Anda, percaya bahwa kasih dan pengampunan Tuhan dapat mengatasinya,
dan akui kegagalan itu kepada-Nya.

4. Cari tahu apa yang ingin Tuhan lakukan melalui kegagalan Anda.

Anda akan berkata, "Apa maksudmu? Bagaimana Tuhan bisa berkarya
melalui kegagalanku?" tapi apa yang tidak Anda sadari adalah bahwa
Tuhan mampu menggunakan kesalahan, kelemahan, dan dosa kita. Ia
adalah ahlinya dalam berkarya melalui kegagalan kita. Gordon
MacDonald, seseorang yang pernah mengalami kegagalan besar, menulis,
"Kegagalan besar biasanya adalah titik balik yang memandu orang
menuju karakter, nyali, dan prestasi yang lebih besar dan berkuasa."
Musa adalah seorang yang berpendidikan dan bertalenta, namun saat
hidupnya hancur dan dibangun ulang, ia dipakai Tuhan luar biasa.
"Dalam kepahitan, kegagalan, dan keputusasaan, Tuhan melakukan karya
terbaik dalam hidup umatnya" (Gordon MacDonald) Ia tidak pernah
membuang rasa sakit hati, juga kegagalan, Ia ingin memakai bahkan
kegagalan kita dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dalam
hidup kita. Tuhan memahami kegagalan Anda, kasih dan pengampunan-Nya
cukup besar mengatasi kegagalan Anda, dan terlebih lagi, Ia
mengundang kita untuk mengakui kegagalan kita dan bahkan bertumbuh
dari kegagalan kita dalam hidup. Mazmur 103:12 mengatakan, "Sejauh
timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran
kita." (t/Dian)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: DashHouse.com
Judul artikel asli: How to Handle Failure
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.dashhouse.com/sermons/1999/AM/990718.htm

==================================**==================================
INSPIRASI

THOMAS EDISON

Siapa yang tidak kenal Thomas Edison? Orang yang sangat berjasa
menerangi dunia ini adalah juga seorang penemu terbesar sepanjang
masa. Ia memiliki lebih dari seribu hak paten.

Apa yang membuat banyak orang begitu kagum kepadanya ialah sikapnya
yang gigih ketika memerjuangkan sesuatu. Dalam proses menciptakan
bola lampu, pria yang tidak pernah duduk di bangku perguruan tinggi
ini mengalami kegagalan beribu-ribu kali. Konon mencapai 9.999 kali.
Banyak orang yang ketika itu menyarankan agar ia menghentikan
percobaannya, namun Edison pantang menyerah. Dan ketika ia berhasil
menemukan bola lampu, seseorang bertanya kepadanya, "Pak Edison,
kabarnya Anda gagal beribu-ribu kali sebelum berhasil, ya?"
Mendengar pertanyaan itu, Edison dengan santai berujar, "Siapa
bilang saya gagal? Saya sama sekali tidak gagal. Saya justru
menemukan ribuan jenis bahan yang tidak dapat digunakan untuk
membuat bola lampu."

Bagaimana Anda memandang kegagalan? Apakah Anda menganggapnya
sebagai akhir dari segalanya atau sebagai bagian dari proses
mencapai impian Anda? Pilihannya ada di tangan Anda sendiri.

Diambil dari:
Judul buku: The Leadership Wisdom
Penulis: Paulus Winarto
Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2005
Halaman: 179

Comments

Popular posts from this blog

Guru Palsu

Menutup Tahun 2022